Januari 10, 2025

POLITISI BUTUH KADERISASI DAN JAM TERBANG, BUKAN JALAN INSTAN

Spread the love

Loading

Jakarta – MCN.com -Wacana 30 persen perempuan di parlemen sesuai UU Pemilu merupakan cita-cita yang terus diperjuangkan. Selain sistem rekrutmen partai politik yang perlu diperhatikan dalam memberi porsi keterwakilan 30 persen perempuan itu, perjuangan politisi perempuan di parlemen butuh dukungan suami dan keluarga.

Menurut anggota DPRD Partai Nasdem dari Kabupaten Biak Numfor, Papua, Yosmina Yuli Bukorsyom, keterwakilan 30 persen perempuan itu sudah dipenuhi oleh banyak partai politik, termasuk Partai Nasdem. Hal itu dikatakannya saat menghadiri Rakernas Partai Nasdem di Jakarta, Kamis (16/6/2022)

Namun Yosmina Yuli lebih memberi tekanan pada pelaksanaan tugas sebagai wakil rakyat oleh seorang politisi perempuan. Tak bermaksud membanding-bandingkan diri dengan politisi laki-laki, dirinya mengatakan bahwa politisi pria cenderung lebih mudah mengekspose dirinya ke publik. Sementara politisi perempuan cenderung tidak cepat mengekspose diri dan kegiatannya ke publik, walau secara kualitas keduanya sama.

Sebagai anggota legislatif perempuan, Yosmina tak bisa melepaskan dirinya dari tanggung jawab sebagai ibu rumah tangga dan seorang istri. Dalam banyak hal ia harus menaati aturan yang berlaku dalam keluarga, misalnya saja soal mendapat ijin dari suami.

Dari sisi ini, dirinya melihat seorang politisi perempuan harus pandai mengatur waktu dan tanggung jawabnya, baik sebagai wakil rakyat maupun sebagai ibu rumah tangga. Dari sini Yosmina mengaku perlu kerja keras seorang perempuan yang terjun ke dunia politik.

Dengan masuk dalam Partai Nasdem, dirinya merasa bersyukur bahwa dia sangat dibantu dalam hal pemberdayaan diri lewat pelbagai program kaderisasi yang disediakan Partai Nasdem.

Perempuan yang sudah duduk di kursi legislatif DPRD Kabupaten Biak Numfor selama dua periode ini (2014-2019 dan 2019-2024) mengaku lewat kaderisasi yang intens, dirinya menjadi siap dan matang menjalani tugas sebagai wakil rakyat di daerahnya.

“Tak bisa menjadi politisi dengan cara jalan pintas, ya. Supaya matang sebagai politisi, kita harus berproses dalam kaderisasi dan pelbagai pelatihan yang disediakan partai. Wakil rakyat itu butuh jam terbang yang lama, agar bisa memahami masyarakat dengan baik. Saya ikut jalan ini,” tutur Yosmina.

Duduk di Komisi I yang membidangi pemerintahan, hukum dan HAM, Yosmina mengatakan isu-isu hukum dan HAM bisa diselesaikan karena kita berada di dalam NKRI yang memiliki sistem hukum yang berlaku. Dengan berpegang pada hukum dan aturan yang berlaku, orang akan hidup aman dan sehat tanpa berkonflik satu sama lain.

Dia melihat, Partai Nasdem selalu memberikan solusi yang tetap pada persoalan bangsa karena mengutamakan cara-cara demokratis. “Kita berpolitik itu untuk menciptakan kesejahteraan rakyat. Ini tugas yang mulia bagi saya dalam mengabdikan diri pada masyarakat. Yang utama itu kepentingan masyarakat kita,” tuturnya.

Menanggapi potensi kaum milenial pada Pemilu 2024, dirinya melihat positif generasi muda yang peduli politik karena mereka akan melanjutkan estafet kepemimpinan nasional. Khusus terhadap perempuan muda dan milenial, dia berharap mereka lebih aktif dan memiliki wawasan politik yang memadai.

Yosmina melihat, semakin hari Partai Nasdem menjadi partai yang besar dan dipercaya banyak masyarakat. Di Papua, Nasdem telah memikat hati banyak orang karena Nasdem berpolitik untuk kepentingan rakyat Indonesia. * (Rika)

#MCN/RZ-HN/RED