Jakarta.- MCN.com
-Ulang tahun pertama gerakan para relawan Ganjar Pranowo atau akrab disebut Ganjarist dirayakan secara sederhana di Gedung Pertemuan Pertamina, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Rabu (1/6/2022). Perayaan yang mengusung tema “Bergerak Bersama Maju Bersama Indonesia Satu, Mandiri, Kreatif, dan Optimis” itu dihadiri Ketua Umum Ganjarist Eko Kuntahdi, Dewan Pembina Kyai Nurul Huda, Sekjen Kris Tjantra, dan ketua panitia HUT Tutut Handayani.
Sekretaris Jenderal Kris Tjantra pada kesempatan itu mengatakan, pada 2021 diadakan deklarasi Ganjaris. Ini merupakan relawan pertama pendukung Ganjar Pranowo sebagai calon presiden RI pada pemilu 2024.
Sebulan kemudian, banyak bertebaran relawan Ganjar lainnya. Selama setahun, menurut Krist, mereka melakukan penguatan infrastruktur organisasi berupa konsolidasi. Penguatan infrastruktur organisasi dibuat mulai dari atas sampai bawah, mulai dari koordinator nasional sampai kesatuan relawan yang terkecil.
“Sampai saat ini kami sudah ada di 34 provinsi dengan jumlah anggota hampir 20.000, bersama sayap-sayap kami. Yang kami lakukan saat ini adalah melakukan konsolidasi internal, menjalin silaturahmi, gotong royong, dan kemandirian. Silaturahm, gotong royong, dan kemandirian adalah ciri khas Ganjarist,” ujar Kris.
Kris Tjantra mengatakan, Presiden Sukarno adalah seorang pemimpin yang visioner. Apa yang dilakukan Sukarno diturunkan kepada Presiden Joko Widodo. Joko Widodo melakukan pembangunan begitu masif.
Begitu banyak infrastruktur yang dibangun oleh Presiden Jokowi dan itu semua dirasakan oleh masyarakat. Jalan trans dibangun dimana-mana. Bendungan dan bandara pun sudah banyak yang dibangun.
Semua itu sangat memudahkan dan membantu masyarakat, yang pada awalnya begitu kesulitan menjual hasil bumi mereka ke pasar. Yang tadinya butuh 10 jam perjalanan, kini hanya dua jam perjalanan. Ini semua karena ketersediaan infrastruktur.
“Apa yang dilakukan Ganjar Pranowo saat ini, tak beda jauh dengan apa yang dilakukan Presiden Joko Widodo. Keduanya memiliki persamaan, yaitu menentang radikalisme dan intoleran. Dan satu-satunya kepala daerah yang paling menentang radikalisme adalan Ganjar Pranowo. Dia merupakan orang pertama yang paling menentang radikalisme. Itulah yang membuat kami jatuh hati,” tutur Sekjen Kris Tjantra.
Dalam sebuah pertemuan, Pranowo mengatakan kepada seluruh guru Jawa Tengah, jika seorang guru terpapar radikalisme dan intoleransi maka Ganjar akan memberhentikan guru tersebut. Tidak ada kepala daerah yang berani bertindak seperti itu.
“Para Ganjaris jatuh hati pada pemimpin seperti itu dan melihat Ganjar sosok yang paling bisa melanjutkan legacy Presiden Jokowi, melanjutkan infrastruktur yang telah dimulai dan dibangun Jokowi. Presiden Jokowi membangun infrastruktur SDM, infrastruktur digital. Kami optimis sekali,” tegas Kris Tjantra.
Lahir lahir Pancasila 1 Juni, bagi Kris, memiliki makna khusus bagi bangsa Indonesia. Negara lain sangat kagum dengan ideologi negara kita. Kita punya suku, bangsa, bahasa, dan semua itu bisa disatukan oleh Pancasila. Lima sila dalam Pancasila itulah yang membuat fondasi bangsa ini menjadi kokoh. Pancasila mempersatukan kita semua sebagai bangsa yang kokoh. * (Rika)
#MCN/RZ-HN/RED
More Stories
Debat Calon Bupati Maluku Tenggara Usai, M.T Hanubun: Meskipun Berkompetisi, Tapi Tetap Bersaudara
Anggota DPRD Kabupaten Nagekeo Kristianus Garo: Penting Kerja Kemitraan dan Berjejaring
Seruan Pilkada Damai untuk Maluku Utara