Jakarta – MCN.com
-Sosok mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Rasjid Baswedan dinilai banyak kalangan menjadi calon terkuat capres 2024. Selain dekat dengan rakyat, Anies dipandang sebagai sosok yang dewasa, tenang dan tak emosional saat dikritik. Sebaliknya, dia rendah hati dan mau berdiskusi dengan mereka yang menuduhnya.
Penilaian dan pandangan itu mencuat dalam acara deklarasi dirinya sebagai capres oleh Barisan Emak-Emak Milenial (BEM) dan Alumni Bumi Sriwijaya For Anies (ABSRIFA) yang tergabung dalam Perempuan Indonesia, di Jakarta, Jumat (18/11/2022).
Deklarasi itu merupakan satu dari sekian banyak kelompok pendukung Anies menuju kontestasi politik 2024.
Ditemui pada acara deklarasi itu, Ketua Umum Relawan Anies P-24 (RAP) Alif, mengatakan, Anies akan membawa perubahan pada Indonesia saat memimpin Indonesia, 2024-2029.
“Kami inginkan perubahan dan warna baru dari kepemimpinan yang berkualitas, karena harapan-harapan yang pernah kami sandangkan hampir sepuluh tahun, banyak yang membuat kami kecewa. Kita semua tahu hal itu,” ujar Alif.
Menurut Alif, Anies adalah calon pemimpin terkuat Indonesia saat ini, dengan kualitas diri yang diakui dunia. Karya Anies terlihat pada perubahan Jakarta.
Dari 4 Gubernur DKI terakhir, ungkap Alif, Anies cukup berkualitas. Kualitas itu hampir sempurna. Apalagi Jakarta merupakan barometer Indonesia.
Relawan Anies P-24 (RAP) terus memantapkan jaringan pendukung Anies. Dalam deklarasinya, Perempuan Indonesia melihat sosok Anies tepat melanjutkan tongkat estafet setelah Jokowi.
Perempuan Indonesia optimis suara perempuan menjadi kekuatan bagi perubahan positif pemerintah Indonesia. Dengan kekuatan 50,1 persen suara perempuan pada pemilu 2024, bukan tidak mungkin suara perempuan keluar sebagai pemenang.
Relawan Anies merindukan perubahan Indonesia menuju transformasi dan persatuan anak bangsa.
Bila Anies menjadi presiden, ujar Alif, kita berharap terwujud persatuan anak bangsa. Dia juga berharap, Indonesia kembali ke UUD’45 yang saat ini sering diamandemen kan.
Banyak emak-emak di Jakarta merasakan perubahan setelah dipimpin Anies.
Menurut Alif, hanya orang-orang yang tidak suka Anies selalu mengaitkan Anies dengan politik identitas. Kelompok ini menghasut masyarakat dengan mengenakan stigma negatif pada Anies. Apa yang mereka suka, itu dijadikan sebagai kebenaran.
“Tidak ada kotak-kotak dalam masyarakat. Isu negatif itu lebih banyak datang dari kelompok oligarki, yang melihat Anies tidak dekat dengan mereka,” pungkas Alif.
#MCN/RIKA/RED
More Stories
Debat Calon Bupati Maluku Tenggara Usai, M.T Hanubun: Meskipun Berkompetisi, Tapi Tetap Bersaudara
Anggota DPRD Kabupaten Nagekeo Kristianus Garo: Penting Kerja Kemitraan dan Berjejaring
Seruan Pilkada Damai untuk Maluku Utara