Jakarta – MCN.com
-Launching dan bedah buku “Dedikasi Tanpa Batas. The Spirit of dr ILYASYAK. Ali, Titik Nol ICU digelar di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta, Selasa (9/8/2022). Kegiatan ini dalam rangka memperingati HUT RSPAD Gatot Subroto ke-72 dan HUT RI ke-77.
Panitia menghadirkan sejumlah narasumber, termasuk perwakilan keluarga. Mereka adalah Brigjen (Purn) dr H. Hasmoro SpAn, KIC; Kolonel (Purn) dr H Samri Naumar, SpAn, KIC; Kolonel (Purn) dr Indung Wibi Priatno SpAn; dr Christian Albert Johannes SpAn, KIC; Kolonel (Purn) dr Joko Waluyo, SpAn, KIC; Kolonel CKM dr Dis Bima Purwaamidjaja, SpAn, KIC, M.Kes, dan Sri Sunarmiasih, SpAn, KIC.
Dalam sambutannya, Kepala Rumah Sakit Kepresidenan RSPAD Gatot Subroto, Letjen TNI dr A. Budi Sulistya, Sp, THT-KL (K) MARS, mengatakan, semangat dari peluncuran buku Dedikasi Tanpa Batas adalah mengenang kembali semangat sang sosok dan melihat kembali aspek masa kini dari pengabdian dan perjuangan para tokoh yang telah berjuang dan memberi inspirasi bagi eksistensi RSPAD Gatot Subroto.
Secara khusus buku Dedikasi Tanpa Batas mengisahkan semangat dan pengabdian dokter Ilyasyak Ali, pelopor unit ICU RSPAD Gatot Subroto.
Kepala Instalasi Perawatan Intensif RSPAD, Kolonel CKM dr Basuki Rachmad,SpAn, KIC, M.Kes, mengatakan, dokter Ilyasyak merupakan orang pertama yang bertugas mengawal ICU RSPAD. Saat itu dia harus ikut menyiapkan SDM, mulai dari nol. Dia juga menyiapkan tenaga kesehatan yang berkualitas, apalagi saat itu ilmu kesehatan belum berkembang.
“Tantangan saat itu memang berat. Kalau kita membangun sesuatu itu pasti tantangannya berat. Sekarang kita melanjutkan perjuangan beliau. Kita petik filosofinya saja,” tutur Kolonel CKM dr Basuki Rachmad, SpAn, KIC, M.Kes.
Dokter Ilyasyak Ali adalah sosok dokter dengan kondisi fisik prima. Dia sudah pernah menjalani tugas-tugas berat di Medan pertempuran, misalnya ikut dalam operasi Trikora (1961-1962) dalam pembebasan Irian Barat, operasi Dwikora konflik Indonesia-Malaysia, dan ikut dalam Pasukan Garuda III di Kongo, Afrika.
“Itu perjuangan yang all out dan membuktikan fisiknya sangat prima, intelektualnya mantap. Dokter Ilyasyak Ali lulusan FK UGM Yogjakarta, UI, dan Amerika. Beliau lahir di Aceh,” jelas Kolonel CKM dr Basuki Rachmad.
Filosofi yang bisa dipetik dari dokter Ilyasyak Ali adalah berjuang dengan visi dan misi yang jelas dan melakukannya dengan maksimal. Dia berjuang tanpa menyerah, berdedikasi tinggi, jujur, berani, yang semuanya itu ia implementasikan dalam kerja di ICU dan hidup sehari-hari.
“Beliau juga berjuang dalam menemani keluarga yang sakit. Implementasi filosofi beliau ini perlu kita kembangkan sehingga menjadi karakter kita dalam melayani masyarakat,” tutup Kolonel CKM dr Basuki Rachmad, SpAn, KIC, M. Kes. * (Rika)
#MCN/RZ-HN/RED
More Stories
KAPAKA, Militer, dan Jigsaw: Kompetisi Menangkap Tikus di Negara Ngacoceria
Kantor Hukum Rahmat Aminudin & Rekan : Ucapkan Selamat Tahun Baru 2025
Musrenbangnas RPJM Tahun 2025-2029, Pj Gubernur Papua Barat: Masih Tinggi Ketergantungan Daerah Pada Pusat