Jakarta – MCN.com – Bagi Benediktus Lagho, anggota DPRD Kabupaten Ngada, pemberdayaan konstituen dan masyarakat pada umumnya merupakan cara dirinya menjaga dan memelihara basis politik sekaligus merawat Partai Demokrat.
Jauh sebelum terpilih menjadi anggota DPRD, Benediktus telah melakukan pekerjaan literasi dan pemberdayaan masyarakat. Baginya, dengan masyarakat yang telah tercerahkan, maka langkah-langkah pemberdayaan di bidang ekonomi yang menunjang kehidupan keluarga mereka, dapat dikatakan telah tercapai.
Membuat orang lain berdaya dan kemudian berkembang serta menjadi mandiri adalah sebuah filosofi yang dia timba dari dunia pendidikan formal di Sekolah Dasar. Menjadi guru SD selama 39 tahun usai belajar di SPGK Boawae dan Undana Kupang, pria asal Mataloko ini memiliki segudang pengalaman untuk melayani dan memberdayakan anggota masyarakat, dari yang tak mampu dan tersisihkan hingga menjadi pemimpin yang disegani masyarakat.
Ditemui di sela kegiatan Pemberdayaan dan Konsolidasi anggota DPRD Fraksi Partai Demokrat seluruh Indonesia di Hotel Redtop, Jakarta, Benediktus mengatakan dirinya baru masuk Partai Demokrat pada 2022 usai pensiun dari guru SD.
Sebagai anggota legislatif, Benediktus fokus menyimak aspirasi masyarakat, menganalisisnya, serta mewujudkannya dalam tindakan dan program kerja nyata. Dia aktif dan intens melakukan pemetaan masalah dan kebutuhan masyarakat, konstituennya.
Di Pondok Aspirasi yang didirikannya, bukan hanya aspirasi yang ditampung, melainkan menerjemahkan aspirasi itu dalam bentuk program dan kelompok kerja.
Dengan latar belakang sebagai guru, Benediktus merangkul anak-anak usia SD yang tersisihkan karena pelbagai sebab, lalu mewadahi mereka dalam sekolah non formal. Sekolah itu semula memakai ruangan di rumahnya, kemudian dibangun menjadi bangunan tersendiri. Saat pertama kali dibuka, peminatnya membeludak. Berdirilah Kelompok Bermain (Kobar) Santo Leonardus.
Dari langkah awal yang sederhana itu, Pendidikan Masyarakat yang dikembangkan Benediktus kian melebarkan sayapnya dan membidik bidang-bidang kehidupan yang lebih luas. Konstituennya dia jaga dan rawat dengan pelbagai pemberdayaan, seperti membentuk kelompok tani, terbaik, tenun, dan sanggar.
Di Pondok Aspirasi, dia usahakan mengasah daya nalar lewat membangun Taman Baca.yakni Kecamatan Golewa, Kecamatan Golewa Barat dan Kecamatan Golewa Selatan, Benediktus menancapkan motto atau tagline “Menjangkau yang tidak terlayani, melayani yang tak terjangkau”.
Untuk mencapai ide besar itu, Benediktus telah lama membangun “Jembatan 267” yakni “relasi” atau jaringan (networking). Jaringan itu kini menjangkau luas di NTT hingga ke Jawa.
Benediktus juga telah mendirikan Yayasan Yaspraman (Yayasan Prakarsa Cipta Mandiri). Dia juga mengelola PKBM BravoStart Mataloko selenggarakan bukan hanya dari aspek kognitif tapi ada pengembangan diri seperti Tenun ikat, kursus komputer dan Sanggar Seni Budayadan menjadi Kepala SMKS Bangun Mandiri Rakalaba.
Panggilan jiwa Benediktus untuk melayani masyarakat seakan dibalas Tuhan dengan memberinya istri, Rufina Luna, yang setia serta putra-putri yang selalu aktif berkreasi: Octavianus Lagho, Vincentius Lagho, dan Selviana Lagho. **(Rika)
** (Rika)
More Stories
Lanal TBA Dukung Pemkab Asahan Launching Gerakan Serentak Uji Coba Makan Bergizi Sehat Bagi Peserta Didik
Sambut Hari Ibu, Lanal Bintan Turut Ramaikan Dengan Ikut Serta Lomba Memasak
Jalin Kebersamaan, Lanal Bandung Gelar Gowes Bersama dan Penanaman Ketahanan Pangan