Jakarta – MCN.com – Melewati Jalan-Jalan Protokol di Jakarta, pada subuh pukul 05.00 WIB, jarang kita menemukan sampah atau tumpukan sampah. Juga bila semalam di situ digelar kegiatan besar. Jalan telah dibersihkan dan pemandangan indah tercuat.
Tak hanya itu. Di lingkungan RT/RW, tak terlihat lagi tumpukan sampah berserakan pada pagi hari. Petugas sampah telah membersihkan sampah keluarga. Jalan menjadi bersih dan keindahan menyeruak. Warga menghirup udara segar dan bersih.
Para petugas sampah, baik yang berasal dari kecamatan maupun RT/RW telah berjasa terhadap kebersihan kota Jakarta, walau mereka tak banyak dikenal masyarakat.
Bagaimana ekosistem kebersihan sebuah kota dan kelola sampah itu beroperasi, tak banyak yang tahu. Mungkin itu sebuah keseharian yang tak direfleksikan lagi. Sebuah banalitas, kata Hannah Arendt, filosof politik asal Jerman.
Pagi itu, di sebuah sudut Jakarta Pusat, keringat mengucur di dahi Kasatpol Kecamatan Gambir, Mumuh Mulyana, SE, MA. Mulyana, begitu dia disapa, tengah mengkoordinir anak buahnya menyelesaikan kerja pengangkutan sampah ke dalam truk-truk sampah.
Gerakan mereka lincah dan cepat. Bak-bak sampah yang ada, satu demi satu dikosongkan dan isinya dipindahkan ke truk sampah. Tak menunggu lama, pekerjaan di lokasi itu selesai, dan truk bergeser ke lokasi yang tak jauh dari situ.
Tak dalam hitungan jam, wajah lingkungan sekitar telah bersih. Aktivitas masyarakat terus berjalan.
Mulyana bercerita, keindahan dan kenyamanan lingkungan dan kota Jakarta berkorelasi dengan kesehatan penduduknya. “Semakin bersih kota Jakarta ini, semoga semakin sehat warganya,” tutur Mulyana.
Sampah-sampah rumah tangga dan lingkungan harus segera diangkut ke TPS-TPS sebelum semuanya dibawa ke TPA Bantar Gebang, Bekasi.
Untuk urusan sampah dan kebersihan lingkungan Mulyana dan kawan-kawan harus bekerja non-stop dalam pembagian shift kerja.
“Ada 3 shift. Shift-1 bekerja dari pukul 24.00 WIB sampai 05.00 WIB. Shift-2 mulai pukul 05.00 WIB – 14.00 WIB. Shift-3 bekerja mulai pukul 14.00 WIB – 20.00 WIB,” jelas Mulyana.
Walau ekosistem pembuangan sampah rumah tangga sudah berjalan lama, namun menurut Mulyana faktor manusia perlu dikontrol, baik petugas maupun warga.
Sampah-sampah warga di RT/RW diangkut dengan gerobak kemudian dibuang ke depo-depo sampah. Dari situ dengan truk sampah diangkut ke TPA Bantar Gebang.
Untuk sampah di lingkungan pasar, pertokoan dan perumahan, itu dilayani khusus karena mereka membayar distribusi. Koordinasi dengan RT/RW sangat penting.
“Rumah-rumah yang butuh pelayanan dari kami, bisa berkoordinasi dengan RT/RW setempat untuk minta dilayani oleh petugas gerobak, dan silakan gabung untuk membuang sampah ke depo-depo kami,” ujar Mulyana.
Di Kecamatan Gambir, kata Mulyana, tempat pembuangan sampah (TPS) sudah ditentukan lokasinya, kecuali TPS tersendiri yang minta pelayanan langsung seperti pertokoan, rumah makan, dan lainnya. Mereka harus membayar distribusi sampah.
Mulyana mengatakan, petugas melayani semua warga, tak ada sikap diskriminatif. Dia berharap, sikap masyarakat terhadap sampah dan kebersihan lingkungan juga harus ikut berubah.
Sosialisasi terkait kebersihan lingkungan terus dilakukan mulai dari tingkat RT/RW hingga lembaga pendidikan. Kebersihan lingkungan mencerminkan peradaban masyarakat. Untuk itu perilaku masyarakat harus berubah.
Perubahan sikap masyarakat itu tak bisa cepat, karena itu sosialisasi harus intensif dilakukan dalam lingkup keluarga dan lingkungan yang lebih luas, yang didukung sanksi moral dari masyarakat sendiri terhadap para pelanggar yang membuang sampah secara sembarangan.
Mulyana mengatakan perilaku dan kesadaran warga Jakarta harus bisa berubah seiring proses Jakarta menuju kota global. Dalam kota global itu, warganya harus hidup sehat dan harmonis.
Dan, seharusnya setiap sampah harus bisa diolah kembali menjadi sesuatu yang bernilai ekonomis, bukan sesuatu yang selalu harus dibuang karena tak berguna. ** (Rika)
More Stories
Prajurit Lanal Bengkulu Latihan Sea Survival Guna Peningkatan Kapasitas dan Kesiapan Dalam Menghadapi Situasi Darurat di Wilayah Perairan Bengkulu
Danlanal Bintan Hadiri Rapat Kontijensi Banjir
Giat Karya Bhakti Koramil 03/Pasar Rebo Bersihkan Sampah dan Rumput Liar.