Jakarta – MCN.com
– Keluarga besar pejuang NKRI Asal Papua yang tinggal di beberapa mess di Jakarta, pada belakangan ini merasa terganggu karena dirongrong oleh pihak yang mengatasnamakan dirinya sebagai pemerintah daerah Papua.
Dari sejarahnya, mess-mess ini diberikan oleh Presiden Soekarno sebagai penghargaan kepada para pejuang Trikora asal Papua. Dengan adanya mess itu, menurut Soekarno, juga orang Papua yang datang ke Jakarta bisa terbantu menyelesaikan urusan mereka.
Ke-4 mess tersebut mencakup mess Kepu Selatan, mess Kali Baru Timur, mess Tanah Tinggi, dan mess Tanah Abang Jakarta Pusat.
Persoalan ini kemudian disikapi dalam rapat bersama dan pernyataan sikap Keluarga Besar Pejuang NKRI Asal Papua di Jakarta. Rapat bersama digelar di mess Kepu Selatan, Jakarta Pusat, Minggu (19/3/2023).
Hasil rapat pernyataan sikap itu mencakup, pertama, mendukung pemerintahan Presiden RI Joko Widodo dalam membangun Indonesia, dari Sabang sampai Merauke. Kedua, mendukung operasi penegakan hukum oleh pemerintah, TNI-Polri, terhadap kelompok teroris Papua demi menjaga keutuhan NKRI.
Pada butir selanjutnya, keluarga besar veteran Republik Indonesia asal Papua ini meminta perhatian pemerintah pusat dan Pemda Papua dalam bentuk biaya pendidikan bagi anak-cucu para veteran yang masih bersekolah; biaya kesehatan bagi yang sakit, biaya listrik setiap bulan, modal untuk usaha, dan renovasi ke-4 mess tersebut.
Hasil rapat bersama dan pernyataan sikap ini kemudian diserahkan melalui Pimpinan Pusat Pemuda Panca Marga, yang merupakan satu-satunya wadah perhimpunan Putra-Putri Veteran Republik Indonesia di Jakarta guna diteruskan kepada pemerintah pusat dan Pemda Papua.
Hironimus Taime, salah satu Ketua Pimpinan Pusat Pemuda Panca Marga di Jakarta, mengatakan, dari sejarah, ada 4 mess utama untuk veteran Republik Indonesia yaitu mess Kepu, mess Tanah Tinggi, mess Kali Baru Timur dan mess Tanah Abang khusus untuk masyarakat Papua.
“Hari ini ada masalah di keluarga besar veteran RI terutama warga Papua di Jakarta, sehingga kami berinisiatif untuk berkumpul dan adakan rapat membahas keadaan keluarga veteran dan anak cucu mereka serta para janda,” ungkap Hironimus.
Menurut Hironimus, ada kurang pemahaman tentang sejarah mess-mess ini di kalangan Pemda Papua, sehingga membuat kenyamanan hidup warga veteran ini terganggu. Hironimus menyayangkan adanya oknum yang mengatasnamakan Pemda Papua datang mengganggu rasa aman warga Papua di Tanah Abang.
Dia meminta mereka untuk mempelajari sejarah mess-mess ini. Sebagai anak veteran RI Hironimus Taime sudah 14 tahun duduk di pengurus pusat Pemuda Panca Marga di Jakarta, dan mengerti secara baik sejarah dan perjalanan para keluarga veteran asal Papua di Jakarta.
“Saya yang duduk di Pimpinan Pusat Pemuda Panca Marga, tentu, tak bisa berdiam diri. Kami ambil inisiatif untuk rapat ini. Mess ini oleh Presiden Soekarno diberikan kepada veteran dan masyarakat Papua yang datang ke Jakarta. Dari dokumen, terlihat tanah ini sudah dibeli negara pada 1963/1964 dengan harga Rp 150 juta. Dibeli untuk para veteran tadi dan keluarga mereka karena mereka menjadi perwakilan Papua dalam komunikasi dengan pemerintah pusat,” jelas Hironimus.
Hironimus aktif membentuk organisasi Pemuda Panca Marga di Papua, seperti di Mimika (1985) dan Manokwari. Dua kali Hironimus menjadi Ketua Pemuda Panca Marga, sebelumnya menjabat sebagai sekjen organisasi itu.
Pemerintah diminta tanggung jawab terhadap mess-mess ini terkait kenyamanan penghuninya. “Soal tempat ini, merupakan tanggung jawab pemerintah pusat, bukan pemerintah daerah. Tidak boleh ada ancaman untuk putuskan aliran listrik dan air di mess-mess ini. Ini tempat terhormat yang menampung para veteran dan masyarakat Papua yang datang ke Jakarta,” pungkas Hironimus. * (Rika)
More Stories
Kasad Rayakan Natal Bersama dan Tinjau Renovasi Panti Asuhan Bait Allah di Medan
Ciptakan Situasi Aman Dan Kondusif Pasca Pilkada 2024, Polres Metro Jakarta Timur Adakan Cooling System Demi Kamtibmas
Refleksi Diri Pelajar dan Mahasiswa Papua di Cianjur