Januari 10, 2025

Dengan Tenang dan Sabar Dampingi Richard Eliezer, Rony Talapessy Berhasil Meyakinkan Majelis Hakim

Spread the love

Loading

Jakarta – MCN.com – Di balik kegembiraan Richard Eliezer, keluarganya dan masyarakat Indonesia yang mengapresiasi vonis hakim 1,6 tahun kepada Eliezer oleh majelis hakim, Rabu (15/2/2023), sosok pengacara muda Rony Talapessy tak lepas dari sorotan publik.

Sejak mendampingi Richard Eliezer dalam persidangan kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat pada Juli 2022, sosok Rony ikut menjadi sasaran bidik kamera wartawan yang meliput persidangan ini di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

Rony bukan pengacara pertama yang mendampingi Richard Eliezer. Namun sejak Richard dan keluarga Lumiu meminta kesediaannya, Rony terpanggil untuk membantu Richard.

Sebagai praktisi hukum, Rony hanya ingin mendudukkan setiap perkara pada porsinya. Yang benar, biarlah tetap benar dan yang salah harus memikul kesalahannya.

Hatinya tenang dan tertantang, walau ia tahu ini perjuangan yang tak mudah. Kasus ini sejak awal diduga tak mudah terbongkar mengingat ikut melibatkan petinggi dalam tubuh Polri.

Hal yang penting dilakukan Rony adalah membujuk Richard Eliezer agar keluar dari “skenario palsu” pimpinannya, Ferdy Sambo. Skenario itu sudah berjalan beberapa waktu dan memiliki jaminan keselamatan atau lolos jerat hukum.

Kejujuran di hati Rony tak tergoyah sedikit pun. Modal itu ia tanamkan ke hati dan pikiran Richard Eliezer bahwa berkata jujur dan mengakui kesalahan kepada jaksa, hakim, dan publik justru membuat simpati dan empati banyak orang.

Dalam beberapa pernyataan Rony kepada awak media usai persidangan Richard Eliezer, tebersit kesadaran dirinya bahwa setiap orang bisa melakukan kesalahan. Hanya saja, kata Rony, kita harus mau rendah hati mengakuinya. Keras hati dan kesombongan tak pernah menang atas kelemahlembutan hati kita.

Kelembutan hati itulah yang membuat Richard Eliezer berani membuka kotak Pandora. Kasus pembunuhan berencana itu pun seketika jadi terang benderang di mata jaksa penuntut umum, majelis hakim, dan masyarakat yang setia mengikuti persidangan ini.

Kejujuran dan keberanian Richard Eliezer membuat hati banyak orang bersimpati padanya.

Rony Talapessy tak sekadar seorang pengacara bagi Richard Eliezer, tapi dia juga menjadi komunikator yang baik bagi terang-benderang kasus ini. Pria yang selalu tampil dengan rambut pendek dan bertutur sopan dan jelas itu telah membuat publik memiliki harapan bahwa masih ada keadilan di negeri ini.

Dalam penyampaian tanggapan dan sapaannya, Rony tak pernah emosional dan memaksa kehendak. Dia terlihat bijak dan demokratis menghargai perbedaan pendapat atau argumen.

Rony sadar, Richard Eliezer yang dia bela adalah orang kecil, tak punya kekuatan termasuk kekuatan untuk melawan atasannya. Dalam posisi seperti itu, Richard Eliezer berada dalam corak “relasi-kuasa” antara yang berkuasa dan tak memiliki kuasa.

Dalam posisi relasi kuasa seperti itu, di mana seorang bawahan hanya bisa tunduk secara buta terhadap perintah pimpinannya, menurut ahli Etika dan Moral dari Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, Prof Dr Franz Magnis-Suseno SJ, Richard tak memiliki kesadaran penuh dalam mempertimbangkan tindakannya. Padahal sebuah tanggung jawab moral baru bisa dinilai sah ketika pelaku kejahatan bertindak dengan kesadaran penuh: tahu dan mau.

Di ujung pendampingan itu, Richard Eliezer Lumiu dengan jujur dan rendah hati mengungkapkan apa yang ia ketahui, bukan lagi membiarkan dirinya masuk dalam skenario orang lain.

Dan, saat hakim ketua Wahyu Iman Santoso menjatuhkan hukuman 1,6 tahun pada kliennya, Richard Eliezer, pada Rabu (15/2/2023), pada bibir dan hati Rony hanya terucap terima kasih Tuhan. Rony tak melihat vonis itu sebagai kemenangan dirinya, melainkan terbitnya kebenaran dan keadilan bagi mereka yang mau bertobat dan rendah hati.

Indonesia rindu lahirnya “Eliezer-Eliezer yang lain”, agar bangsa ini hidup lebih damai lagi. * (Rika)