Jakarta – MCN.com
– Gereja-Gereja Lutheran di Indonesia selama dua hari menggelar seminar mendalami nilai-nilai dan teologi Lutheran untuk memperkuat pelayanan di tengah masyarakat. Stigmatisasi negatif terhadap kaum disabilitas bertentangan dengan teologi tentang manusia sebagai Imago Dei (citra Allah).
Manusia dalam perspektif teologi Kristen dipandang sebagai gambaran Allah. Konsekwensinya, manusia menjadi makhluk ciptaan yang mulia di mata Allah. Oleh karena itu jemaat Gereja-Gereja Lutheran terpanggil untuk peduli dan mencintai sesama termasuk kaum disabilitas.
“Kaum disabilitas harus dirangkul, dibantu, dan dicintai oleh seluruh umat manusia karena mereka diciptakan dan dicintai Allah. Menolak mereka berarti kita menolak Allah. Gereja dipanggil untuk mengangkat mereka dari jurang sosial, dari kultur yang memandang rendah kaum tak berdaya ini,” tutur Pendeta Eddy Partogi usai seminar Gereja-Gereja Lutheran di Indonesia, hari ke-2, Sabtu (17/12/2022).
Selama dua hari seminar digelar guna meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Tujuan seminar adalah mendalami teologi Lutheran dalam konteks pelayanan masyarakat. Pada hari pertama, seminar ditujukan kepada kaum muda Gereja-Gereja Lutheran di Indonesia. Di hari kedua, para pendeta menjadi sasaran dari seminar.
Pendalaman terhadap ajaran Martin Luther, seorang tokoh pembaharuan Gereja di abad-16 dimaksudkan agar nilai-nilai dan ajaran teologis dari sang Reformator Gereja Kristen itu diwujudkan dalam aksi sosial pelayanan kepada sesama dan menumbuhkan spirit Kristiani dalam diri murid Yesus Kristus.
Pendeta Eddy menjelaskan, semangat pembaharuan diri Gereja harus terus dilakukan agar manusia lepas dari dosa dan perilaku yang tidak manusiawi terhadap sesamanya.
“Paling penting adalah bagaimana jemaat Gereja-Gereja Lutheran di Indonesia bisa berpartisipasi dalam kehidupan bangsa. Karena teologi Lutheran itu sangat inklusif dan mengutamakan persamaan manusia sebagai citra Allah. Karena itu, kaum disabilitas memiliki tempat khusus dalam pelayanan kami,” tegas Pendeta Eddy.
Sementara, Komisioner Komisi Nasional Disabilitas J. Damanik menyoroti penguatan Gereja-Gereja Lutheran dalam pelayanan. Komnas Disabilitas sangat mengapresiasi peran strategis Gereja dalam memperjuangkan dan keberpihakan kepada kaum disabilitas.
“Praktik-praktik Gereja dalam pelayanan itu menjadi modal besar dalam mewujudkan sikap cinta pada sesama, terutama kaum disabilitas. Kami terus melakukan komunikasi dan kolaborasi dengan Gereja untuk sama-sama melayani masyarakat. Kami mendorong penguatan Gereja agar ke depan menjadi lebih kuat lagi,” ujar Damanik kepada awak media.
J. Damanik mengatakan, persoalan kaum disabilitas terkait dengan stigma dalam masyarakat. Masih banyak masyarakat kultural yang melihat fenomena kaum disabilitas sebagai kutukan Tuhan dan karena itu dipandang sebagai dosa. Pandangan kultural yang keliru ini telah menyebabkan kaum disabilitas tak dipedulikan, bahkan diabaikan dalam relasi sosial.
“Bagaimana stigma negatif ini dieliminir. Tentu butuh strategi, termasuk strategi dari Gereja. Kami berharap, usai seminar ini para pendeta bisa menjadi agen perubahan, minimal melakukan pelayanan-pelayanan inklusif,” harap Damanik.
Pendeta Eddy berharap, seminar dua hari ini dapat memberikan perspektif dan nilai-nilai iman dalam menggerakkan para pendeta Gereja-Gereja Lutheran untuk lebih peduli dengan sesama yang membutuhkan pertolongan. Dia mengakui, banyak tantangan dialami dalam pelayanan. Namun, dengan ajaran teologis Imago Dei, maka mencintai manusia merupakan bagian iman dalam mencintai Tuhan.
Gereja-Gereja Lutheran adalah Gereja-Gereja yang berasaskan ajaran Martin Luther, tokoh Reformasi Gereja pada abad ke-16. Di Indonesia sebagian besar Gereja-Gereja Lutheran berada di Sumatera Utara, Kepulauan Mentawai dan Nias, seperti HKBP, GKPI, GKPS, HKI, dan sebagainya. Selain menjadi anggota Federasi Lutheran se-Dunia (LWF), banyak juga yang menjadi anggota PGI (Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia), yakni organisasi persekutuan gereja Kristen Protestan di Indonesia.
- (Rika)
More Stories
Kasad Rayakan Natal Bersama dan Tinjau Renovasi Panti Asuhan Bait Allah di Medan
Ciptakan Situasi Aman Dan Kondusif Pasca Pilkada 2024, Polres Metro Jakarta Timur Adakan Cooling System Demi Kamtibmas
Refleksi Diri Pelajar dan Mahasiswa Papua di Cianjur