JAKARTA – MCN.com
– Presiden Joko Widodo resmi membuka Rapat Pimpinan Nasional ( Rapimnas) Kantor Dagang Indonesia (Kadin) 2022 di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Jumat (2/11/2022). Rapimnas mengusung tema besar “Kadin Kuat, UMKM Kuat, Ekonomi Daerah dan Nasional Kuat, Indonesia Maju”.
Pada sambutannya, Presiden Joko Widodo mengatakan ingin cerita yang optimis-optimis saja tentang Indonesia. Optimisme itu bukan isapan jempol, melainkan berdasarkan data dan fakta.
Presiden mulai dengan mengatakan inflasi Indonesia sampai saat ini cukup terjaga. Kemudian, ekonomi kita tumbuh 5,7 persen. Padahal saat ini ekonomi dunia sedang terkontraksi. Ekspor Indonesia meningkat, lebih besar dari impor. Transaksi kita berjalan, surplus 4,4 triliun dollar.
“Dari data itu semua, mengapa kita tidak optimis,” tanya Presiden Joko Widodo, yang disambut tepuk tangan meriah anggota Rapimnas Kadin.
Menurut Presiden, ke depan, Indonesia memiliki potensi dan kekuatan besar ekonomi yang tidak dimiliki negara lain. “Kalau kita memiliki visi bersama, Indonesia akan aman. Mari kita lihat kekuatan kita,” ujar Presiden Joko Widodo.
Pertama, Indonesia memiliki jumlah populasi terbesar nomor 4 dunia (278 juta). Ini pasar yang besar dan harus dilindungi. Kedua, kata Presiden, Indonesia memiliki posisi geografis yang berada di jalur utama perdagangan dunia dan sangat menguntungkan bagi produk-produk Indonesia.
Ketiga, sumber daya alam (SDA) Indonesia yang melimpah. “Apa yang tidak kita miliki?” tanya Presiden secara retoris. Keempat, sumber daya manusia (SDM) dan bonus demografi pada 2030. Pada 2030 Indonesia memiliki tenaga kerja produktif sebanyak 2100 penduduk. Kelas menengah akan meningkat. Ini kekuatan yang harus dimanfaatkan dengan baik.
Kekuatan kelima yang dimiliki Indonesia adalah dipercaya oleh dunia internasional. Pada G-20 di Bali, Indonesia didaulat sebagai presidensi. Penyelenggaraan G20 di Bali mendapat apresiasi dari pemimpin negara dan dunia internasional.
“Kekuatan-kekuatan Indonesia itu ibarat energi positif. Selama dua hari ini, saya mendapat kunjungan 3 delegasi. Mereka bertanya kepada saya tentang transisi energi, tentang digitalisasi, tentang ekonomi hijau kita. Ini kekuatan kita yang kita pakai,” ujar Presiden.
Presiden Joko Widodo mengatakan, saat ini, Indonesia sedang membangun sebuah ekosistem besar, bukan yang kecil-kecil. Presiden memberi contoh tentang ekosistem isi baterai untuk mobil listrik dan sepeda motor listrik.
Untuk mencapai ke sana, Indonesia sudah memiliki nikel, tembaga, bauksit, timah. “Yang belum kita miliki adalah lithium. Kita kerja sama dengan Australia. Tapi sudah ada orang Indonesia yang punya tambang lithium di Australia. Secepat itu. Kita perlu mengintegrasikan semua ini menjadi sebuah ekosistem,” tegas Presiden.
Presiden yakin, kalau isi baterai sudah jadi, maka 60 persen produksi baterai ada di Indonesia. Dengan begitu, Presiden yakin investor dengan sendirinya akan datang ke Indonesia.
Semua ini akan menjadi lokomotif yang menarik gerbong ekonomi Indonesia.
#MCN/RIKA/RED
More Stories
Kasad Rayakan Natal Bersama dan Tinjau Renovasi Panti Asuhan Bait Allah di Medan
Ciptakan Situasi Aman Dan Kondusif Pasca Pilkada 2024, Polres Metro Jakarta Timur Adakan Cooling System Demi Kamtibmas
Refleksi Diri Pelajar dan Mahasiswa Papua di Cianjur