Jakarta – MCN.com
-Di tengah kebijakan pemerintah untuk mengalihkan kendaraan berbasis bahan bakar minyak (BBM) ke kendaraan listrik, sejumlah tantangan pun dihadapi.
Masih banyak komponen masih harus diimpor. Baterai yang komponen terbesarnya dari deposit nikel, masih diimpor dari China padahal Indonesia penghasil nikel terbesar dunia.
Akibatnya, mobil listrik impor itu harganya terlalu besar bagi masyarakat. Pelbagai cara ditempuh sebagai solusi dari persoalan ini.
Kehadiran mobil listrik di Indonesia sudah digunakan walau masih pada pengguna terbatas dan belum masif. Presiden Joko Widodo bahkan mendorong percepatan kendaraan bertenaga listrik pada instansi pemerintah, mulai dari mobil-mobil para menteri.
Sementara itu, ketersediaan kendaraan listrik itu belum diimbangi dengan stasiun charging pengisian listrik di pelbagai tempat, baik di kota maupun desa.
Kesulitan muncul ketika kendaraan kehabisan daya listrik saat bepergian di wilayah yang belum terpasang stasiun pengisian listrik. Untuk mengisi listrik dari sebuah rumah, misalnya, daya listrik pada rumah tersebut harus diperbesar terlebih dahulu.
Kehadiran stasiun pengisian listrik kendaraan sungguh mendesak. Alvin Tamara, head office of EVCM mengatakan perusahaannya menawarkan solusi bagi masalah ini. EVCM tak semata menjual produk, tetapi ikut menginvestasi.
“Kami berkomitmen membantu program pemerintah dengan memberi “total solution”. Kami bukan semata jualan charger, tetapi menawarkan solusi, dengan beberapa model. Kami juga menyediakan opsi untuk investasi karena kami percaya akan potensi Indonesia,” ujar Alvin Tamara di sela-sela pameran, di Jakarta.
Ibarat ayam dan telur, mana yang perlu dihadirkan lebih dahulu, kendaraan atau charger? Menurut Alvin, pihaknya ingin berinvestasi dan bekerja sama dengan pemerintah dan pihak swasta dalam menyediakan stasiun pengisian listrik pada kendaraan listrik, baik di kota-kota maupun daerah, baik di gedung kantor pemerintah maupun perkantoran swasta.
Dengan membangun stasiun Charger di perkantoran, maka sangat efektif bagi kendaraan pegawai untuk mendapatkan pengisian daya listrik. Tak sedikit stasiun pengisian listrik yang dibutuhkan masyarakat Indonesia saat ini.
Alvin mengatakan pihaknya bersedia berinvestasi untuk penempatan stasiun Charger. Untuk itu, dibutuhkan tinjauan lapangan untuk lokasi yang layak.
“Tentu saja, pihak pemerintah dan swasta bisa bekerja sama dengan kami. Misalnya, ada perusahaan yang memiliki gedung di berbagai lokasi, memiliki kebutuhan akan charger tetapi tidak punya biaya, kami akan memberi support pada perusahaan itu,” jelas Alvin Tamara.
Alvin menawarkan solusi, dimulai dengan mendesain model bisnis, karena konsumen memiliki kebutuhan berbeda-beda. Dia berharap dapat membantu konsumen kendaraan listrik dengan membantu membangun stasiun pengisian listrik pada kendaraan yang mendukung reduksi emisi gas karbondioksida itu. * (Rika)
#MCN/RZ-HN/RED
More Stories
Presiden ACP Rafael Basanto: Saatnya Masakan Indonesia Mendunia dan Jadi Tuan di Negerinya Sendiri
Forum Inovasi Mutu PT Kilang Pertamina Internasional Pacu Kreativitas Pekerja
Pemerintah Dukung Kemajuan UMKM Naik Kelas Melalui UU Cipta Kerja