Januari 10, 2025

BUKU KNOCK OUT 2 BAGIKAN PENGALAMAN 15 PELAKU USAHA BANGKIT KALA KRISIS AKIBAT PANDEMI COVID-19

Spread the love

Loading

JAKARTA – MCN.com -Launching buku Knock Out 2 pada Festival Knockout Entrepreneur Forum, mendapat banyak tanggapan positif dari para pelaku usaha Tanah Air. Sebanyak 15 penulis membagikan pengalaman mereka bertahan selama pandemi Covid-19.

Mereka mencatat kemajuan dan profit berkat trik-trik bisnis menghadapi situasi sulit. Bisnis tak hanya soal modal, pendekatan manusiawi dan kerja kolaborasi-berjejaring dalam bisnis menjadi solusi keluar dari krisis. Pelbagai perspektif itu disajikan dalam buku ini dan patut dicermati pelaku usaha.

Peluncuran buku dengan subtema “Growing Business, Extra Ordinary People & Transform Nation”, di Gedung Nusantara II, DPR RI Selasa, (23/8/2022) mengulis pertumbuhan bisnis dengan pelaku usaha yang luar biasa menuju transformasi ekonomi bangsa.

“Ini gerakan bangkit bareng-bareng. Apa yang kami ceritakan dalam Knock Out 2 adalah semangat untuk bangkit. Kita perlu visi dari pelaku usaha, yaitu orang yang berpengalaman di bidangnya. Di dalam buku itu kami tampilkan bisnis kami seperti apa dan bagaimana solusi yang telah kami lakukan,” ujar Ira Pohan, salah satu penulis.

Handiyoko, misalnya menulis usaha es krimnya. Selama pandemi dua tahun, omset penjualan es krimnya naik. “Es krim itu digemari oleh semua kalangan. Dan bila harganya masih bisa, maka pasti banyak konsumennya,”ujar Andy.

Konsepnya, lanjut Andy, bisnis kita harus direncanakan dengan baik, bagaimana bisa bertahan selama-lamanya. Dalam posisi pandemi pun seharusnya bisnis kita tetap berkembang. Karena, kebutuhan kita akan makanan selalu ada.

“Bisnis kita harus disukai konsumen. Dan kita harus langsung (direct) kepada pedagang-pedagang, kami keliling, jadi kalau di toko mungkin berhenti tetapi kita tetap melakukan upaya jemput bola. Itu yang membuat bisnis kita berkembang terus,” tambah Andy membagi tips.

Sementara Febri Saputra mengatakan, dua tahun pandemi dirasakan semua pelaku bisnis. Dunia usaha drop, jatuh. Jatuh bangun usaha itu hal yang bisa terjadi dan biasa.

“Krisis bisa terjadi kapan saja. Namun yang jauh lebih penting adalah bagaimana para pelaku usaha merespons semua ini. Perbedaan antara pengusaha yang satu dengan pengusaha yang lain terletak pada bagaimana dia merespons situasi problematis itu,” jelas Febri.

Selama dua tahun pandemi ini akhirnya Febri menyadari bahwa relasi baik dalam kerja dan persahabatan dengan teman-teman adalah harta yang perlu berdayakan. Dalam tulisannya di Knock Out 2 itu ia menulis bagaimana cara ia bangkit, yaitu dengan kemampuannya menjalin silaturahmi dengan teman-teman pelaku usaha.

“Di situ saya tidak merasa sendirian. Teman-teman adalah lingkungan yang mendukung usaha kita, sehingga kita sama-sama mencari solusi keluar dari keterpurukan ini. Jadi, pada Knock Out 2 ini, point saya adalah silaturahmi. Di tengah krisis ini saya memperbanyak jaringan, working.

Era sekarang ini, kata Febri, bukan era individual lagi untuk jadi pemain tunggal. Sekarang merupakan era sinergi dan kolaborasi. Kata kuncinya, menurut Febri, adalah kolaborasi. Ia memberi conth bagaimana satu buku Knock Out 2 ditulis 15 orang dengan berbagai macam perspektif sehingga menjadi buku yang enak dibaca, memberi motivasi dan jawaban bagi teman-teman di luar sana yang mencari solusi, spirit, dan motivasi.

Bagi Wida, yang ikut membagi pengalamannya dalam buku itu, melihat salah satu nilai utama dalam mengelola usaha bisnis adalah bagaimana menggapai karyawan-karyawan.

“Kami meng-handel ribuan karyawan sehingga di detik-detik itu kita harus tahu, pada saat krisis semua orang bisa bingung. Sebagai pemimpin kita tidak boleh ikut-ikutan bingung, karena kelihatan sekali kita tidak punya pegangan,” ungkapnya.

Wida memberi solusinya. pertama, sebagai pemimpin, kita harus punya tujuan (goal) yang jelas. Kedua, harus berani bicara kepada karyawan pada saat situasi lagi sulit. Karena karyawan perlu diajak bicara. Ketiga, kita harus mencari solusi. Tak bisa kita minta karyawan ini dan itu, sementara kita tidak menunjukkan solusi yang proaktif. Contohnya, sekarang kita harus hemat. Tapi kita harus beritahu kepada karyawan bagaimana caranya menghemat.

Menurut Wida, bicara dan memberi tahu sesuatu solusi kepada karyawan itu sangat penting, dengan berani memberi contoh kepada karyawan.

Bila pemimpin tidak bisa memberi solusi, maka karyawan akan bingung dan meninggalkan kita. “Salah satu kunci utama lain adalah kalau sebelumnya kita colek karyawan itu hanya melalui rapat (meeting), pada saat krisis kita harus berani colek karyawan langsung di WA, bukan grup WA,” tandasnya.

Dia mengungkapkan, strategi itu satu hal, tapi bagaimana strategi itu sampai ke karyawan itu hal yang berbeda sekali. Sebagai pemimpin kita jangan hanya memikirkan inovasinya, teknologinya, sementara kita lupa bahwa karyawan kita juga perlu melihat kita sebagai pemimpin.

Ira Pohan mengatakan, buku ini adalah sebuah gerakan. Dengan launching buku Knock Out 2 menjadi awal mula gerakan bangkit, sehingga kita mengajak khalayak ramai yang membaca buku ini bisa sama-sama bangkit.

“Semoga dengan cerita-cerita ini kita semua bisa bangkit dan sebarkan hal-hal yang baik dalam buku ini kepada orang banyak agar kita bisa menciptakan generasi emas,” pungkasnya. * (Rika)

#MCN/RZ-HN/RED