Desember 20, 2024

Pemenang Idol 2010 Igo Pentury: Jendela Industri Musik Terbuka Lebar, Persaingan Kian Ketat dan Butuh Proses

Spread the love

Loading

Jakarta – MCN.com – Dunia industri musik dalam negeri terus bertumbuh subur seiring kemajuan teknologi digital. Musik lokal atau daerah mampu menarik pasar industri. Studio rekaman lokal menampung kreativitas penyanyi daerah. Musik pop nasional masih bertahan.

Pemenang Indonesia Idol 2010 Igo Pentury mengatakan, musik pop Daerah di Indonesia tengah “booming” di tengah gemuruh teknologi musik yang dari hari ke hari terus berubah.

“Jendela telah terbuka lebar. Siapa saja bisa langsung terjun dengan karya-karyanya. Pasar musik lokal pun terus menggeliat. Kian kompetitif. Namun, kita harus ingat pada musik nasional, agar kita tak terus berada di zona nyaman musik lokal,” tutur Igo “Idol” usai j mengikuti Perayaan Natal Dharma Wanita Persatuan di Kementerian di Gedung Dharma Wanita Pusat, Jl. Perudenan Masjid Raya, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (18/1/2024).

Dalam acara Natal Bersama 2023 dan Syukuran Tahun 2024, pria kelahiran Ambon itu melantunkan beberapa tembang Natal. Suaranya prima dan performanya mempesona.

Bagi Igo, Natal dan Tahun Baru merupakan saat untuk melihat diri, perjalanan hidup, dan ungkapan syukur kepada Tuhan serta tekad untuk mengubah diri dengan semangat cinta. Sebagai seorang Kristiani, Igo mengatakan hidupnya adalah sebuah doa kepada Tuhan, baik dalam untung dan malang.

Saat ini Igo sedang mempersiapkan album yang diperkirakan akan dirilis pada pertengahan Februari 2024 di Jakarta. Dia masih bermain di jalur pop manis, juga terkadang “soul”.

Menurutnya pada album itu dia masih menyajikan tema percintaan dan kegalauan, yang menjadi pengalaman hidup kebanyakan orang.

Igo mengaku karakter pop yang ia miliki dan sempat ditampilkan pada Indonesia Idol 2010 itu masih dia pertahankan karena pasar masih menyukainya.

Di samping itu, Igo ingin meneruskan kesuksesannya di panggung musik nasional seperti penyanyi lain, misalnya Afgan atau Rosa.

Untuk itu, dirinya terus mengasah diri, melatih kemampuan musikalnya, dan mempertahankan eksistensinya sebagai penyanyi yang pernah meraih prestasi tingkat nasional.

Ditanya soal aktivitasnya saat ini, Igo “Idol” mengatakan, dirinya masih bergelut di industri pop nasional, menciptakan lagu-lagunya dan memenuhi undangan nyanyi di beberapa event dan kegiatan komunitas.

Igo melihat kemajuan teknologi rekaman di Indonesia saat ini, maka telah terbuka kemudahan untuk seseorang merekam lagu-lagu ciptaan sendiri, memproduksinya, dan mendistribusikannya ke pasar. Itu bukan lagi pekerjaan yang sulit dan menuntut bermodal besar.

“Sekarang ini musisi dan penyanyi lokal atau daerah sedang bertumbuh subur dan kian marak. Perhatian publik pun ditarik kembali ke daerah, menikmati musik daerahnya sambil bernostalgia dengan kampung halaman yang dicintainya. Ini sesuatu yang positif. Di Ambon atau Maluku, misalnya, sudah beberapa tahun terakhir marak bakat-bakat muda pencipta lagu dan penyanyi dengan kualitas suara yang mumpuni,” ujar Igo.

Wajah-wajah baru penyanyi lokal Maluku silih berganti seiring konsistensi berkarya dan tanggapan selera pasar. “Ini sebuah fenomena budaya yang menarik dan butuh wadah dan manajemen untuk mempersatukannya agar mereka bisa eksis cukup lama. Di situlah diperlukan semangat kepedulian dan saling mendorong; ikut membimbing mereka yang baru muncul. Prinsipnya, kita ciptakan ekosistem musik dan industri musik yang semakin bagus,” ujar penyanyi kelahiran Ambon 19 Februari 1993 itu.

Igo mengatakan sudah lama musik daerah itu berkontribusi pada rasa cinta kampung halaman dan membangun persaudaraan “pela-gandong”. Kontribusi besar juga diperlihatkan musisi dan penyanyi asal Maluku, bahkan jauh sebelum kemerdekaan Indonesia.

Jiwa musik anak-anak dan masyarakat Maluku itulah yang membuat Ambon didaulat sebagai Kota Musik Dunia oleh PBB.

Di tengah gemuruh tumbuh subur musik darah Ambon itu, Igo mengenang era kejayaan beberapa penyanyi besar dari Maluku yang sempat merajai panggung musik nasional dalam beberapa dekade, seperti Broery Pesulima, Bob Tutupoly, Grace Simon, Melky Goeslaw, Ade Manuhutu, Lex’s Trio, Utha Likumahuwa, hingga generasi Glenn Fredly. Mereka menjadi penyanyi nasional melalui proses seleksi ketat dalam pelbagai lomba tarik suara, dari daerah menuju Jakarta.

Igo mengatakan, adalah perlu bakat-bakat muda penyanyi Maluku itu bisa naik ke gelanggang nasional dan meramaikan lagu-lagu pop nasional, bahkan bisa memenangkan festival internasional. Sebisanya seorang penyanyi lokal bisa keluar dari zona nyaman daerah dan berkompetisi di tingkat nasional.

“Saya ingin ingatkan jangan sampai lagu nasional itu hilang. Kita harus punya visi dan misi yang baik, yang lebih ke tingkat nasional, seperti Afgan. Seharusnya kita bisa ciptakan lagu daerah dan lagu nasional agar bisa bersaing di industri nasional bahkan internasional. Karena di situlah kualitas kita diuji,” tambah ayah beranak satu itu.

Igo masih terus bergelut di industri musik nasional. Tantangannya tidak sedikit, tapi ia terus melangkah dengan pasti. Jiwa dan raganya dipersembahkan kepada musik Indonesia. **{Rika}