Desember 21, 2024

Dr Andi Samsan Nganro: Sekecil Apapun Berita Dari Wartawan, Jangan Dipandang Sebelah Mata

Spread the love

Loading

Jakarta – MCN.com – Seminar nasional bertema “Kerugian Ekonomi Negara Akibat Tindak Korupsi” menyentak kesadaran publik, karena tindakan korupsi yang dilakukan individu maupun kelompok merugikan banyak uang negara, yang sebetulnya bisa membantu menyelesaikan masalah kemiskinan warga negara ini.

Keuangan negara kian hari kian digerogoti koruptor yang tiada memperlihatkan rasa malu dan takutnya. Gurita korupsi ini belum juga berhasil ditaklukkan dengan sistem hukum dan sistem kontrol yang dibuat pemerintah.

Dua pembicara dihadirkan dalam seminar yang digelar Forum Wartawan Mahkamah Agung (FORWAMA), yakni Prof Supandi, SH, MH, dan dosen Universitas Indonesia (UI), Dr Yenti Garnasih SH MH, yang menyoroti ketimpangan penanganan perkara korupsi dan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU).

Dr Yenti Garnasih mengaku prihatin melihat gaya penegakan hukum yang bertele-tele dalam penanganan kasus korupsi.

Aset yang dirampas dari koruptor pun kadang melampaui jumlah atau sebaliknya tidak sebanding dengan kerugian negara yang ditimbulkan.

Yenti mengingatkan, hanya kajian yang dinilai oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) saja yang menjadi parameter kerugian negara. Bukan kajian dari pihak penyidik atau pihak jaksa penuntut.

Sementara itu, Mantan Wakil Ketua Mahkamah Agung Dr Andi Samsan Nganro SH MH mengapresiasi seminar yang diadakan Forum Wartawan Mahkamah Agung (FORWAMA).

“Saya bangga karena Forum Wartawan MA sangat berkembang, walau saat pembentukannya juga ini sangatlah berliku, penuh tantangan,” ucap Andi Samsan.

Dia melihat banyak wartawan yang sejak puluhan tahun silam selalu konsisten mengungkap sejumlah kasus mega korupsi secara profesional.

Andi juga berharap FORWAMA tetap melakukan inovasi yang lebih berani, agar seminar hukum seperti ini berjalan terus di semua kota besar lainnya.

Sejatinya FORWAMA terus membuka pintu bagi insan jurnalis yang mau menuju perubahan besar, agar disegani oleh lawan dan kawan. Karena kualitas dan kadar profesional seorang wartawan di lapangan sangat menentukan jati diri wartawan itu sendiri.

Menurutnya, berita sekecil apapun dari wartawan, tak boleh dipandang sebelah mata. Bila faktanya otentik dan mendukung, harusnya dikaji serius.

Mantan hakim agung ini pun berharap generasi muda Indonesia, ke depan, lebih membuka diri pada informasi yang berkualitas, memiliki moralitas dan inovatif.

Dia berharap jurnalisme dan pers di Indonesia kian menjadi salah satu soko guru demokrasi bangsa ini karena kehadiran wartawan yang berkualitas dan berwawasan luas. **(Rika)