Januari 9, 2025

Kematian Satu Keluarga di Bekasi Bukan Akibat Keracunan, Kapolda Metro Jaya: Ini Pembunuhan Berantai Demi Kuasai Harta dan Nyawa Korban

Spread the love

Loading

Jakarta – MCN.com – Kasus terbunuhnya satu keluarga di Bantar Gebang, Bekasi, Jawa Barat, yang semula diduga akibat keracunan makanan, terbukti merupakan pembunuhan berantai dengan motif menguasai harta dan nyawa pelaku.

Semula Polda Metro Jaya mendapatkan laporan dari Polsek Metro Bekasi pada 12 Januari 2023 tentang 3 korban dalam satu keluarga meninggal dunia akibat keracunan makanan. Dua korban lainnya telah dibawa ke rumah sakit Bekasi.

Terhadap kasus itu Polda Metro Jaya melakukan kolaborasi antarprofesi yang melibatkan Pusat Laboratorium Forensik, Kedokteran Forensik, Psikologi Forensik, dan ahli lainnya. Mereka bekerja menurut metode Scientific Crime Investigation guna memperoleh bukti demi kepastian hukum.

Hal ini diungkapkan Kapolda Metro Jaya Irjen Pol M. Fadil Imran dalam Konferensi Pers di Aula Haprabu Gedung Dit Reskrimum Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis sore (19/1/2023). Kapolda didampingi Ditreskrimum Kombes Hengki Haryadi, S.I.K, M.H.

Para korban meninggal adalah Maimunah, Ridwan Abdul Muis, dan Riswandi. Yang sedang dirawat bernama Neng Ayu Setyowati. Hasil pemeriksaan TKP tak ada tanda kerusakan di rumah dan area sekitar.

“Yang menarik, terdapat lubang galian ukuran 1 meter x 2 meter dengan kedalaman 2 meter di belakang rumah. Terdapat sisa Bakaran sampah di belakang rumah dekat galian, kemudian ditemukan plastik diduga bekas bungkus racun. Ini hasil di TKP,” tutur Kapolda Metro Jaya.

Dari hasil pemeriksaan laboratorium ditemukan unsur kimia berbahaya (racun tikus dan pestisida) pada seduhan kopi. Dengan metode Scientific Crime Investigation kasus ini memperlihatkan telah terjadi pembunuhan, bukan keracunan, dengan pelaku Wowon Erawan alias Aki, Solihin, dan Solehfudin. Ketiganya merupakan orang dekat para korban. Salah satu pelaku adalah suami dari korban.

“Ternyata korban di Bekasi itu dibunuh karena mereka mengetahui para tersangka melakukan tindak pidana lain, yakni telah melakukan serial pembunuhan, dengan motif janji-janji penggandaan uang, menjadi kaya dan sukses,” jelas Kapolda Fadil Imran.

Tersangka ingin mengambil uang korban dengan cara menipu bahwa mereka memiliki kekuatan supranatural. Tersangka menyebut aksi mereka sebagai “Perjalanan Perjuangan Pembunuhan”. Dullah dan Aku adalah partner in crime. Dullah dianggap memiliki tenaga supranatural dan meminta Aku mencari korban. Korban dibunuh dengan cara dicekik dan menenggak minuman beracun. Siapa yang mengetahui tindakan mereka, harus dibunuh.

Ternyata, sebelum peristiwa di Bekasi, para tersangka sudah pernah melakukan tindak pidana yang sama dan mengakibatkan korban jiwa, di Cianjur. Pengakuan ini diungkap tersangka kemarin malam (Rabu, 18/1/2023) sehingga hari ini (Kami, 19/1/2023) Tim Polda Metro berangkat ke Cianjur.

Polisi menemukan 3 lubang. Lubang pertama berisi kerangka anak kecil, yang diduga bernama Bayu (2). Lubang kedua, diduga kerangka Noneng dan Wiwin. Lubang ketiga atas nama Frida. Tersangka mengaku masih ada satu korban lagi, dan polisi sedang menyelidikinya.

“Ada dua jenis racun yang dipakai, yakni racun tikus dan racun pestisida. Selain diracuni, korban juga dicekik agar cepat meninggal. Jadi, di Bekasi ada 3 korban meninggal dan dua dirawat. Satunya bernama Dede, yang ternyata merupakan partner in crime sehingga sudah ditangkap. Dede adalah orang yang mengumpulkan dana dari TKW di luar negeri. Para TKW itu dijanjikan sekembalinya mereka ke Indonesia mereka akan diberi rumah,” papar Hengki Haryadi.

Menurut para tersangka mereka telah membunuh 6 orang, di luar 3 orang di Bekasi. Sebagian besar korban adalah dari keluarga tersangka: istri, anak, mertua.

“Kalau motifnya penipuan, kenapa harus anak 2 tahun dibunuh, anak 5 tahun diracuni?” tanya Kombes Hengki Haryadi, mantan Kapolres Metro Jakarta Pusat itu.

Ada 2 cara para korban dihabisi, pertama, menggunakan racun dan dicekik. Kedua, korban diminta datang ke rumah tersangka, disuruh tidur, dan tiba-tiba dicekik dengan menggunakan kain.

Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran berharap agar masyarakat berhati-hati terhadap orang yang suka memberi janji-janji mendapatkan kekayaan dengan cara cepat dan mudah. Jika melihat hal seperti itu, segera lapor polisi. Terkait dengan peristiwa di Bekasi dan Cianjur, bila ada anggota keluarga yang hilang segera juga menghubungi polisi.

#MCN/RIKA/RED