Jakarta – MCN.com
– Sebuah hajatan pernikahan sederhana telah digelar di GOR Sunter, Jakarta Utara, pada Senin (16/1/2023). Pemilik hajatan adalah Pengurus Dewan Masjid Indonesia Ranting Sunter Barat dan Wakil Sekretaris Pengurus Cabang NU Jakarta Utara, KH. M. Taufik. Hal itu bisa terlihat pada undangan yang datang
Kedua pengantin yang bertekad melanjutkan hari-hari hidup mereka dalam sebuah keluarga, kini yakin bahwa cinta mereka memang tulus, tiada cela. Cinta kedua pasangan pengantin baru ini butuh doa dari kedua orangtua mereka, yang diyakini memperlancar perjalanan rumah tangga mereka.
Fina Mawaddah Aulia dan Fahmi Syuhada merasa lega usai mengucap janji setia di hadapan penghulu. Untuk mencapai mahligai perkawinan ini mereka sudah menguji diri lewat jalan berliku. Kini, tak ada keraguan lagi yang terpendam di hati mereka untuk tidak mempercayai. Cinta melekat erat dalam satu hati, dan tak ingin tergoyahkan.
Fina Mawaddah Aulia merupakan putri sulung KH. M. Taufik. Sementara, Fahmi Syuhada adalah putra bungsu (alm) Cecep Supriatna. KH. M. Taufik iklas melepaskan putrinya untuk membangun masa depan dalam sebuah keluarga baru.
KH. M.Taufik merupakan seorang pemuka agama, yang sehari-hari bekerja sebagai Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Ranting Sunter Barat, sekaligus selaku Wakil Sekretaris Pengurus Cabang NU Jakarta Utara.
Tugas dan tanggung jawab itu sudah ia lakukan dari tahun ke tahun. Menjaga dan merawat masjid adalah menjaga dan merawat umat Islam itu sendiri. Lewat masjid itu pula Islam diajarkan dan disebarkan agar menjadi Rahmat bagi semua orang.
Lingkup kerja KH. M. Taufik memang di Jakarta Utara. Menurut Ketua Dewan Masjid Indonesia Jakarta Utara Suwardi terdapat 666 masjid di Jakarta Utara dan 884 mushola. Jumlah yang besar itu butuh pula perhatian dan tenaga pengurus yang banyak pula.
KH. M. Taufik mengetahui betul bekerja sebagai pengurus DMI ini. Namun, pekerjaan ini telah banyak memberinya inspirasi untuk membina keluarganya, yang dari hari ke hari anak-anaknya tumbuh sebagai penganut Islam yang baik dan berkontribusi pada lingkungan sosialnya.
Suwardi mengatakan, dia mengenal KH. M. Taufik sebagai sosok pemimpin yang baik dan mudah untuk diajak bekerja sama.
“Saya berharap, dengan pernikahan ini, kedua keluarga besar akan saling mengenal dan membantu. Tugas sebagai orangtua adalah mengantarkan anak-anak mereka ke pelaminan. Setelah pelaminan, itu urusan anak-anak sendiri. Orangtua tidak boleh intervensi dalam keluarga. Tugas kita hanyalah mendoakan mereka,” tuturnya.
Bagi umat Islam, masjid menjadi tempat doa dan tempat penting untuk menimbah wawasan keagamaan lewat kotbah dan wejangan pimpinan yang berwibawa. Semakin bertambah besar jumlah umat Islam, semakin besar pula kebutuhan akan tempat sembahyang ini.
Bagi KH. M. Taufik, pengabdiannya di pelayanan umat ini menjadi sebuah tugas yang membahagiakan hidupnya. Apalagi dia berhasil menikahkan anaknya dengan harapan agar menjadi keluarga muslim yang memberi tauladan kepada sesama.
Pada resepsi perkawinan itu tampak hadir kenalan dan teman kerja KH. M. Taufik. Anggota Banser NU yang hadir selain memberi ucapan selamat kepada kedua mempelai, juga ucapan selamat kepada KH. M. Taufik.
#MCN/RIKA/RED
More Stories
KAPAKA, Militer, dan Jigsaw: Kompetisi Menangkap Tikus di Negara Ngacoceria
Kantor Hukum Rahmat Aminudin & Rekan : Ucapkan Selamat Tahun Baru 2025
Musrenbangnas RPJM Tahun 2025-2029, Pj Gubernur Papua Barat: Masih Tinggi Ketergantungan Daerah Pada Pusat