Januari 10, 2025

Safari Gus Dur Ke-13, Ny Sinta Nuriyah Wahid Kenang WarisanGus Dur Untuk Indonesia

Spread the love

Loading

JAKARTA – MCN.com -Haul Gus Dur atau memperingati 13 tahun wafat Gus Dur dirayakan Yayasan Netizen United dan NU bersama Komunitas Anak Jalanan Jakarta, di Hotel Sanlike, Sunter, Rabu (3/12/2023). Ratusan anak jalanan berkumpul, menampilkan kemampuan bermusik mereka dalam Safari Bhineka.

Dalam sambutannya, Ny Sinta Nuriyah Wahid mengenang warisan Gus Dur kepada bangsa Indonesia. Sinta mengatakan seseorang diperingati wafatnya adalah karena orang itu mengagumi apa yang telah dilakukan oleh sang tokoh.

Menurut Ny Sinta Nuriyah Wahid, Gus Dur telah mewariskan perjuangan-perjuangan yang sangat mulia untuk bangsa dan negara. Gus Dur telah mewariskan tentang makna kemanusiaan, seperti dijunjung Islam.

Gus Dur juga mewariskan sikap toleransi tanpa harus bertengkar untuk diri sendiri.

“Gus Dur telah mewariskan keadilan, persamaan, persatuan dan kesatuan untuk Indonesia. Karena itu, sekali lagi, saya ucapkan terima kasih kepada anak-anak jalanan yang begitu bersemangat mencintai Indonesia. Tidak perlu harus mengeruk ke sana kemari harta dan nyawa dari rakyat Indonesia. Kalau Anda menganggap diri Anda anak Gusdur, Anda harus sanggup berkorban demi menjaga NKRI,” ujar Ny Sinta.

Menurut Romo Heru, dari Walubi Indonesia, dalam kegiatan Haul Gus Dur ini juga merupakan wujud ungkapan rasa cinta warga NU kepada NKRI sehingga ujud ini bisa direalisasi dan diaktualisasi dengan bentuk karya seni yang dapat dinikmati seluruh masyarakat.

Romo Heru menambahkan, mengumpulkan anak-anak jalanan ini didasarkan pada cinta yang menjadi kekuatan kita bersama sehingga kita mampu berkumpul bersama dan berkarya bersama. Cinta dan cinta, satu cinta untuk Indonesia.

“Kami dari Walubi sangat mendukung acara ini dan berterima kasih kepada koordinator anak jalanan dari NU,” ujar Romo Heru.

Sementara itu, Hanabi Patono dari Yayasan Netizen United mengatakan, anak-anak jalanan yang terkumpul, mementaskan musik mereka. “Musik pada hakikatnya menyatukan kita. Dengan musik, kita akan menolak segala bentuk intoleransi dan kita akan membina anak-anak kita dari latar belakang apapun, kita ajarkan mereka untuk mencintai Indonesia,” tutur Hanabi.

Kyai Haji Haris Ahmad Munawar, seorang pembina sebuah pesantren di Pasar Kemis, Tangerang, berharap dengan kepedulian terhadap anak jalanan, kita dapat membangun negeri ini dengan lebih baik. Di pondok pesantrennya, ia juga menampung anak jalanan dan membina mereka menjadi pribadi dan anak Indonesia yang berakhlak baik.

Anak-anak jalanan di kota besar merupakan sebuah fenomena sosial di mana cinta belum mereka rasakan secara utuh. Warga NU terpanggil untuk mewujudkan cinta itu pada anak-anak jalanan.

#MCN/RIKA/RED