JAKARTA – MCN.com
-Sebuah panggung berdiri tegak di halaman sekolah, dengan banner bertuliskan “Pentas Seni dan Selebrasi Anak Bangsa SMP Negeri 50 Jakarta”. Pesannya cukup jelas. Pada Jumat (16/12/2022) keluarga besar SMP Negeri 50, Cililitan, Kramat Jati, Jakarta Timur mengadakan kegiatan pentas seni, pada akhir semester. Sebuah tradisi yang sudah berjalan lama.
Panggung itu kemudian diisi dengan beberapa bentuk seni, baik tarian maupun nyanyian oleh para siswa yang telah mempersiapkan diri dengan baik. Satu demi satu kelompok dan individu naik ke atas pentas dan mengekspresikan bentuk seni yang mereka ingin pentaskan.
Tepuk tangan apresiasi penonton, yang tak lain para guru, orangtua siswa, dan teman-teman mereka mengapresiasi pertunjukan mereka. Tarian modern dibawakan dengan gerakan-gerakan tubuh yang gemulai guna mengekspresikan pesan dan makna tarian hingga tersampaikan kepada penonton. Seni suara yang dikemas dalam kelompok, menyampaikan isi lagu. Jiwa muda, yang resah, juga penuh harapan ke depan, tercium pada nada-nada tembang mereka.
Menurut Kepala Sekolah SMP Negeri 50 Jakarta, H. Syamsul Hadri, M.Pd., M.M, kegiatan pentas seni ini digelar setiap tahun, pada saat penerimaan raport. Unjuk kebolehan potensi diri pada bidang non akademik ini menjadi bagian dari penggalian potensi dan bakat siswa, sesuai tuntutan semangat Kurikulum Merdeka.
“Sejak saya masuk di SMP Negeri 50 ini, saya melihat anak-anak punya potensi yang besar. Dari hasil tes yang dilakukan sekolah, ditemukan hampir 80 persen siswa memiliki kemampuan non akademik yang besar. Jiwa seni mereka cukup besar. Menurut saya, potensi diri ini harus dieksplor dan dipentaskan ke publik,” tutur Syamsul Hadri kepada awak media, Jumat (16/12/2022).
Syamsul Hadri menambahkan, setiap pementasan mendapat apresiasi dan evaluasi. Tujuannya, agar setiap orang dengan bakat sekecil apapun mendapat perhatian sekolah untuk dikembangkan.
“Sekecil apapun potensi mereka itu, harus dihargai dan dikembangkan. Agar mereka lebih percaya diri, kami siapkan wadah untuk menumbuhkembangkan diri mereka. Menurut saya, potensi seni itu harus ditampilkan dalam pentas seni. Setia kekurangan akan dievaluasi,” tutur Kepsek SMP Negeri 50 Jakarta ini.
Pada Kurikulum Merdeka, lanjut Syamsul Hadri, diharapkan sekolah bisa melihat potensi siswa. Sekecil apapun itu harus ditampilkan. Sekolah tidak mengunggulkan satu bidang studi saja. Pendidikan bercorak integratif. Anak didorong agar berani dan tampil ke publik.
“Karena itu, kami mendorong anak agar bisa naik panggung dan pentaskan potensi dan bakat diri mereka. Anak dilatih untuk tampil berani di depan umum. Sering di kelas ada anak yang pandai, tapi di atas panggung dia gugup dan kurang percaya diri. Jadi, sekolah kami memberi perhatian kepada semua sisi kepribadian siswa,” tukasnya.
Hal senada diungkapkan Wakil Bidang Kesiswaan, Kosasih, yang mengkoordinir acara pentas seni ini. “Kami minta input dari teman guru, siswa, komite sekolah, orang tua, lalu dirangkum menjadi pentas seni ini. Pentas seni ini memang rutin dilakukan. Di bawah kepemimpinan Kepsek Syamsul Badri, potensi dan bakat siswa itu ditampilkan di atas panggung agar diketahui orangtua dan masyarakat,” jelas Kosasih.
Di atas pentas bisa disaksikan potensi-potensi diri mereka. Bahkan ada siswi yang terlihat multitalenta. Selain unggul di kelas, siswa-siswi tersebut juga unggul di bidang non akademik. Sebut saja salah satu nama siswa itu Shireen Cantika Zhara. Siswi dengan karunia multitalenta ini bisa tampil dalam beberapa bidang pentas. Di kelas pun dia memiliki prestasi akademik yang baik.
Pentas seni itu disaksikan langsung orangtua siswa. Mereka tersenyum melihat anak-anak mereka yang terus berkembang dalam pendidikannya di SMP Negeri 50 Jakarta.
#MCN/RIKA/RED
More Stories
Spotmar Lanal TBA Berikan Latihan Dasar Disiplin Korps (LDDK) Kepada SMKN 1 Perikanan
Kasad Rayakan Natal Bersama dan Tinjau Renovasi Panti Asuhan Bait Allah di Medan
Ciptakan Situasi Aman Dan Kondusif Pasca Pilkada 2024, Polres Metro Jakarta Timur Adakan Cooling System Demi Kamtibmas