JAKARTA – MCN.com
– Sampai saat ini, isu Palestina terus mendapatkan perhatian dan dukungan dunia internasional. Masyarakat Palestina masih hidup di bawah pendudukan tentara Israel. Tak sedikit korban telah berjatuhan, termasuk kaum perempuan dan anak.
Gerakan Zionisme Yahudi mengawali konflik dan perang Palestina versus Israel selama puluhan tahun. Pencaplokan tanah dan wilayah Palestina dilakukan militer Israel. Rakyat Palestina digusur dari tanah milik mereka.
Perlawanan pun muncul di mana-mana. Pelbagai perundingan digelar, upaya diplomatik ditempuh, beragam resolusi diputuskan, namun konflik itu belum berkesudahan. Di bawah Presiden AS Donald Trump suasana kian pelik.
Isu Palestina menjadi isu global. Persoalan mendasar adalah pendudukan atau okupasi Israel terhadap wilayah dan rakyat Palestina, yang masih dianggap sebagai bukan pelanggaran kebebasan, kemerdekaan, dan kemanusiaan rakyat Palestina.
Sejak awal, perjuangan kemerdekaan Palestina mendapat dukungan penuh pemerintah dan masyarakat Indonesia. Indonesia aktif melakukan upaya diplomasi kepada dunia internasional agar menghentikan kekerasan Israel terhadap rakyat Palestina.
Demikian pula wujud dukungan Indonesia itu terlihat pada pelbagai bantuan kemanusiaan kepada bangsa Palestina, seperti bantuan kesehatan, pendidikan, ekonomi, pemberdayaan rakyat Palestina termasuk kaum perempuan dan anak. Semua dilakukan atas dasar kemanusiaan.
Menurut Ketua Umum Ladies International Programme Yulie Nasution, hubungan Indonesia dan Palestina ibarat saudara kandung yang saling mencintai dan mendukung. Apalagi, Palestina termasuk bangsa yang mengakui dan mendukung kemerdekaan Indonesia pada 1945.
“Saya melihat hubungan Indonesia-Palestina sangat baik. Indonesia melihat Palestina sebagai saudara kandung yang harus dibantu dan disupor terus. Saya dekat dengan Duta Besar Palestina untuk Indonesia sehingga banyak dengan cerita tentang rakyat Palestina. Kita ingin Palestina merdeka. Rakyat mana yang mau dijajah terus?” ujar Yulie.
Sebagai orang yang bekerja di organisasi yang bergerak di bidang pemberdayaan perempuan Palestina, Yulie Nasution banyak melakukan korespondensi dengan komunitas perempuan Palestina. Baginya, kontribusi sekecil apapun dari setiap orang bagi kemerdekaan Palestina, merupakan wujud cinta pada kemanusiaan.
“Saya sebagai orang Indonesia yang sudah merdeka, sungguh merasakan kemerdekaan itu sebagai sebuah kebebasan dan hak setiap manusia. Saya benar-benar mendukung kemerdekaan Palestina. Kebetulan saya Ketua Umum Ladies International Programme dan selalu berusaha menyurati komunitas perempuan di Palestina sebagai tanda dukungan moril,” ujar Yulie Nasution.
Yulie mengatakan, semua orang harus membantu rakyat dan perempuan Palestina dalam bentuk apapun.
Yulie mengingatkan, dalam setiap konflik dan perang, perempuan dan anak menjadi kelompok yang paling terkena dampak dan menderita. Perempuan-perempuan Palestina adalah kelompok rentan dan menjadi korban utama dari konflik politik Israel-Palestina.
“Kita semua sedih melihat perempuan-perempuan Palestina diperlakukan tidak sesuai dengan derajat dan martabatnya sebagai manusia. Perempuan punya kontribusi penting bagi kelangsungan masyarakat, peradaban, dan keluarga,” tutur Yulie kepada awak media saat ikut menghadiri perayaan 34 tahun Deklarasi rakyat Palestina, di Hotel Borobudur, Jakarta.
Bagi Yulie, walau perempuan Palestina bukan tulang punggung keluarga, namun mereka adalah pilar sebuah keluarga. Mereka banyak berkontribusi bagi keluarga dan masyarakat. Selain mendampingi suami, perempuan Palestina membantu ekonomi dan pendidikan anak-anak dalam keluarga.
Yulie Nasution mendorong organisasi-organisasi perempuan Indonesia untuk mengambil langkah membantu kaum perempuan Palestina. “Kita harus turun tangan membantu mereka, karena mereka punya peran penting dalam masyarakat, termasuk bergerak menuju kemerdekaan bangsa Palestina,” tegas Yulie Nasution. * (Rika)
More Stories
Kantor Hukum Rahmat Aminudin & Rekan : Ucapkan Selamat Tahun Baru 2025
Musrenbangnas RPJM Tahun 2025-2029, Pj Gubernur Papua Barat: Masih Tinggi Ketergantungan Daerah Pada Pusat
Lantamal I Hadiri Acara Pembukaan Rakornas Pembangunan Daerah Se-Indonesia Tahun 2024