Januari 9, 2025

PROF IKRAR NUSA BHAKTI: INDONESIA DIPERCAYA AKTIF MAJUKAN PERDAMAIAN DUNIA

Spread the love

Loading

Jakarta – MCN.com -Hari ini semua mata dunia sedang tertuju pada pertemuan KTT G20 di Bali, Selasa (15/11/2022). Ribuan orang menghadiri pertemuan itu, baik para kepala negara, menteri luar negeri, dan para delegasi.

Saat pembukaan, Presiden Joko Widodo mengungkapkan, setiap pemimpin negara memiliki tanggung jawab menyelamatkan dunia dari krisis global. Komunikasi dan dialog merupakan cara terbaik menyelamatkan dunia.

Dari dialog dan komunikasi antar pemimpin, akan terjadi perubahan cara berpikir dan bertindak menyelesaikan krisis ekonomi dan politik menuju perdamaian global.

Indonesia sebagai Presidensi G-20 merupakan bukti kepercayaan dunia terhadap kemampuan Indonesia sebagai kekuatan ekonomi baru maupun pelopor perdamaian dunia. Presidensi G-20 Indonesia berada di dalam situasi sulit dan krisis global. Namun, di situ, Indonesia tampil sebagai pembangun jembatan (bridge builder).

Hadirnya Presiden Amerika Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping di Bali menjadi tanda bahwa Indonesia dipercaya dan dihormati sebagai negara dengan kebijakan luar negeri yang merangkul semua pihak.

Hal itu diungkapkan Prof Ikrar Nusa Bhakti, Ph.D dalam Seminar Nasional bertajuk “Peran Indonesia dan G20 dalam Geopolitik Dunia dan Stabilitas Keamanan Asia Pasifik” yang digelar Senin (14/11/2022) di Gedung Lemhanas RI, Jakarta.

Prof Ikrar mengurai keterlibatan Indonesia dalam memajukan perdamaian dunia sebagai wujud amanat Pembukaan UUD 1945 dan politik luar negeri bebas aktif.

Sejak merdeka, Indonesia sudah aktif terlibat memajukan perdamaian dunia. Tidak heran banyak negara percaya kepada Indonesia hingga saat ini.

“Baru 10 tahun merdeka, Indonesia gelar Konferensi Asia Afrika di Bandung, padahal ekonomi kita lagi kacau. Indonesia juga mendukung kemerdekaan Tunisia, Aljazair, Maroko. Tak heran, nama Presiden Sukarno sangat diingat di sana,” jelas Prof Ikrar.

Lanjut Ikrar, Indonesia menjadi tuan rumah KTT pertama Asean di Bali, 1976. Selain itu, Indonesia ikut dalam Negara Non Blok. Dengan strategi ini, kata Ikrar, Presiden Sukarno ikut mengubah politik Amerika terhadap Indonesia terkait masalah perjuangan Irian Barat.

Lawatan Presiden Joko Widodo ke Rusia dan Ukraina dipandang sebagai langkah berani saat peperangan sedang berlangsung. Pilihan itu merupakan wujud misi perdamaian.

Sikap politik luar negeri bebas aktif itu dilihat Prof Ikrar terkait dengan paham nasionalisme. Mengutip Presiden Sukarno, Ikrar mengatakan nasionalisme Indonesia tidak sama dengan nasionalisme negara Barat yang melahirkan imperialisme.

Nasionalisme Indonesia adalah nasionalisme yang ingin membangun bersama suatu kemakmuran bersama dan stabilitas bersama. Nasionalisme Indonesia sama dengan internasionalisme.

Semangat mencerdaskan bangsa dan membangun perdamaian menurut Pembukaan UUD 1945, berarti juga mencerdaskan bangsa-bangsa lain di dunia.

Inilah yang menjadi dasar Indonesia ikut terlibat dalam perdamaian dunia dan dipercaya negara dunia.

Indonesia adalah negara berkembang pertama dan negara non barat pertama yang menjadi Presidensi G-20. Indonesia dipandang sebagai negara penting, bukan hanya di level Asia Tenggara, tetapi juga di tingkat dunia, dan negara-negara mayoritas berpenduduk muslim.

Prof Ikrar berharap, generasi muda dapat belajar dari pengalaman ini agar selalu menjadi jembatan perdamaian bagi bangsa-bangsa dan mendinginkan perang dingin yang sedang berlangsung.

#MCN/RIKA/RED