Januari 10, 2025

ADVOKAT COSMAS REFRA: FAKTA LUKAS ENEMBE SAKIT, KITA HARUS BERSABAR

Spread the love

Loading

JAKARTA – MCN.com- Sejak ditetapkan sebagai tersangka kasus gratifikasi 1 miliar oleh Komisi Pemberantasan Korupsi, kepastian soal kesehatan Gubernur Papua Lukas Enembe bagai bola liar yang bisa dibahas oleh siapa saja, baik pejabat di pusat maupun pejabat di Papua sendiri. Sebagai warga negara, Lekas Enembe layak diperlakukan dengan adil, tanpa bias prasangka apalagi kriminalisasi dan politisasi.

Ribut-ribut terkait Enembe membuat masyarakatpun terpecah dan berbalik mempertanyakan profesionalitas kinerja KPK, yang tetap ngotot menangkap Enembe. Sebaliknya, sejumlah warga Papua yang terusik karena melihat pemimpinnya tak diperlakukan dengan adil sesuai haknya sebagai warga negara, berusaha tidak mengijinkan Gubernur Papua itu meninggalkan rumahnya untuk diperiksa di Jakarta.

Situasi makin panas itu, menurut tim pengacara Lukas Enembe yang dipimpin Stefanus Roy Rening, akibat dari cara-cara tidak terpuji yang dilakukan lembaga anti rasuah itu terhadap kliennya.

Debat utama terjadi pada kondisi kesehatan Enembe. Kesan kuat yang mencuat dari segala pernyataan KPK adalah ketidakpercayaan pada tim dokter dan rumah sakit yang selama ini menangani kesehatan Enembe.

KPK bahkan hendak menggandeng Ikatan Dokter Indonesia (IDI) untuk memeriksa Lukas Enembe di Jayapura. Tindakan ini tentu saja menimbulkan bias karena dokter siapakah yang harus dipercayakan oleh masyarakat? Sementara masyarakat masih ingat ketidaknetralan IDI pada kasus dokter Terawan.

Terkait hal ini, dalam Diskusi Terbatas bertajuk “Politik Penegakkan Hukum di Papua”, yang digelar di Jakarta, Senin (3/10/2022), advokat Cosmas Refra, mengatakan, tim pengacara Lukas Enembe tidak bermaksud menghalangi pemeriksaan kliennya. Yang diusahakan saat ini adalah menunda pemeriksaan hingga kondisi kesehatan Enembe membaik.

“Adalah fakta bahwa Bapak Lukas Enembe memang sakit. Beliau ditemani dokter pribadi di rumahnya, yang terpasang peralatan medis pengontrol kesehatan, dari menit ke menit. Ini sisi kemanusiaan yang tak boleh dilanggar siapapun. Sebagai warga negara, beliau harus diperlakukan dengan baik dan manusiawi,” tandas Cosmas usai diskusi.

Diskusi terbatas itu juga dijelaskan adanya penambahan pengacara dalam tim kuasa hukum Lukas Enembe. Penambahan jumlah advokat ini, menurut Cosmas Refra pada prinsipnya untuk memberikan pendampingan hukum, nasihat hukum, dan visi hukum kepada Lukas Enembe dan keluarga.

“Dengan penambahan tenaga tim hukum ini, maka kami akan mencoba menjelaskan kondisi kesehatan klien kami dengan mendatangi lagi KPK. Kalau beliau sudah sehat, silakan diperiksa dan membuktikan,” tambah mantan Sekjen Pemuda Katolik yang sejak awal berkecimpung di dunia hukum.

Menjawab pertanyaan awak media terkait Penjabat Gubernur Papua Barat Paulus Waterpauw ingin memproses hukum ketua tim pengacara Roy Rening, tim mengatakan seharusnya Waterpauw sebagai anggota polisi sudah memahami kedudukan pengacara dalam hukum.

Selain Waterpauw dan sejumlah pejabat yang memberi pernyataan terhadap kasus Enembe, viral foto-foto Lukas di kasino yang dikeluarkan Masyarakat Anti Korupsi (MAKI) semakin memperkeruh kasus ini. Hak-hak pribadi orang sebagai warga negara pun sudah dilanggar sementara pembuktiannya belum tuntas.

Karena itu, Cosmas berharap semua pihak tahan diri dan bersabar. Tak etis memeriksa seorang warga negara yang nyata-nyata sakit. Kesan kriminalisasi dan politisasi mencuat di sini dan membuat masyarakat terbelah. Warga Papua tetap menjaga kediaman gubernurnya. Perlu bijak menangani kasus ini. * (Rika).

#MCN/RZ/RED