Januari 6, 2025

Forum Wirausaha Pemuda-Pemudi Papua Bangkit, Yunus Saflembolo: Mari Bersatu Bangkitkan Ekonomi Papua

Spread the love

Loading

Jakarta – MCN.com -Kegiatan bertajuk “Wirausaha Pemuda-Pemudi Papua Bangkit Berbasis UMKM” berlangsung di Jakarta, Rabu (14/9/2022). Para wirausaha dan pengusaha asal Papua hadir pada diskusi ini. Mereka punya sebuah keprihatinan yang sama, mengapa orang Papua tidak banyak menjadi pengusaha, sehingga dapat mengelola sumber daya alam di Papua untuk menyejahterakan orang Papua.

Sebaliknya, mereka juga prihatin bahwa roda ekonomi di Papua justru dikendalikan oleh orang lain, sehingga anak-anak Papua hanya menjadi penonton di daerah sendiri. Keprihatinan ini menimbulkan pemikiran kreatif dari beberapa tokoh Papua yang ada di Jakarta dan sekitarnya.

Adalah menarik sekali untuk mendengar ungkapan hati pengusaha Papua yang sudah lama tinggal dan berjuang di Jawa dan Bali terkait pengembangan ekonomi berbasis UMKM di tanah Papua.

Bagi para tokoh ini, pemberdayaan ekonomi masyarakat Papua harus didukung pemerintah daerah dan stakeholder yang ada, dengan memberdayakan para wirausahawan dan pemberian modal. Tanpa modal, usaha ekonomi kecil dan menengah di kalangan UMKM tak bisa berkembang subur.

Menyadari hal ini, Forum Wirausaha Pemuda-Pemudi Papua Bangkit hendak menggebrak kesadaran orang Papua, terutama para pengusaha asal Papua yang ada di Jawa-Bali serta para mahasiswa Papua di Jakarta, Bandung, Surabaya, agar membangun persatuan dan mengarahkan mata serta hati ke Papua.

Mereka juga menggebrak kesadaran pemerintah daerah di Papua, agar tidak lupa pada masyarakat asli Papua. Pemerintah daerah di Papua terlihat belum maksimal memberdayakan ekonomi rakyatnya sendiri. Mereka sering terpesona dengan kekuasaan.

Penggagas forum, Yunus SAFLEMBOLO, SE, MTP, yang juga merupakan Ketua Komite Pengembangan Ekspor Indonesia Timur, ini sudah lama tinggal di Jakarta menjadi pengusaha. Yunus berpikir keras bagaimana menyatukan orang Papua di Jakarta dalam satu forum sehingga dapat terlibat membangun Papua dengan mentransfer ilmu, ketrampilan, dan modal mereka kepada para wirausaha muda Papua.

Yunus melihat faktor ketiadaan modal menjadi salah satu penyebab mengapa orang Papua tidak banyak bergerak dalam pemberdayaan ekonomi mereka. Yunus juga prihatin, ketika para pemuda-pemudi Papua yang selesai kuliah di kota-kota besar di Pulau Jawa, lebih berorientasi menjadi ASN saat kembali ke daerah mereka di Papua. Mereka lebih merindukan menjadi pegawai negeri sipil.

Mentalitas ASN ini membuat pemuda-pemudi potensial Papua tak kreatif melihat potensi ekonomi dari sisi sumber daya alam Papua yang kaya raya. Sebaliknya, orang lain memanfaatkan SDA Papua untuk meningkatkan ekonomi mereka dan hidup sejahtera. Akibatnya, kata Yunus, orang Papua bak menjadi orang asing di negerinya sendiri, karena kekayaan alam yang diperkaya dikelola oleh orang luar, yang mau bekerja keras.

“Saya sudah keliling Jakarta, Bogor, Bandung, saya tak temukan ada orang Papua yang berdagang. Ide ini saya coba diskusikan dengan Pak Mandabayan dan Benny Lefaan untuk menumbuhkan ide-ide kreatif untuk berusaha di bidang ekonomi. Papua miliki banyak kekayaan alam, tapi tak ada orang Papua yang mau berwirausaha,” kata Yunus memberi ilustrasi.

Karena itu, menurut Yunus Saflembolo, pertemuan para wirausaha pemuda-pemudi Papua ini penting dalam menghimpun pewirausahaan orang Papua yang ada di Jakarta. Mereka harus merapatkan barisan dan membentuk agen-agen, di Jakarta.

“Potensinya ada, hanya selama ini kita tidak bersatu, terutama dalam menghadapi pelbagai masalah. Contohnya kemarin terjadi krisis minyak, kita semua menderita. Kalau saat itu ada yang bergerak, banyak peluang pasar yang tercipta. Artinya, kita membantu pemerintah untuk mendistribusikan minyak hingga ke Papua. Kita harus mulai bergerak,” tutur pengusaha yang tergabung dalam Gabungan Pengusaha Eksport Indonesia ini.

Potensi SDA Papua itu harus dikelola dengan tertib dan memiliki nilai ekspor. Banyak sekali potensi seperti itu ikut dibahas masing-masing bidang, pertanian, tanaman pangan, pariwisata, dan kuliner, dalam forum ini. Kalau semua ini dirangkum menjadi satu, ini menjadi suatu produk yang besar.

“Pemerintah sudah buka tangan. Bagaimana kita tingkatkan UMKM, industri rumahan (home industry). Kita harus berani menangkap kesempatan ini,” ujar Yunus.

Sementara Benny Lefaan sebagai panitia yang menyelenggarakan acara ini, berterima kasih kepada Gabungan Pengusaha Ekspor Indonesia, Khalifah Inc serta IMBC. Benny melihat kendala yang dialami orang Papua dalam usaha bisnis.

“Pertama, kita orang Papua sering merasa minder. Kedua, tidak ada kepedulian terhadap kita orang Papua di Jakarta. Ketiga, memang kita tidak punya modal. Banyak orang Papua di Jakarta, hanya begitu-begitu saja, dari tahun ke tahun. Ada usaha kecil-kecilan, tapi tak berkembang,” ujar Benny prihatin.

Tapi, tambah Benny, Tuhan justru mengirim orang-orang hebat penggagas forum ini, Yunus Saflembolo cs. Diskusi dalam forum ini memperlihatkan ide-ide cemerlang dari peserta. Ide itu harus ditangkap dan sedapat mungkin bisa diwujudkan dalam realitas. * (Rika)

#MCN/RZ- HN/RED