Jakarta – MCN.com
-Parade Rakyat Merah Putih dalam rangka memeriahkan HUT ke-77 Republik Indonesia, terlihat meriah dan membanggakan. Pelbagai kendaraan dihiasi demi suatu pawai dan konvoi akbar itu. Nilai kesatuan dan kebangsaan dikibarkan demi Indonesia yang lebih maju lagi.
Parade Rakyat Merah Putih yang digelar Minggu (21/8/2022) itu dimulai dari Lapangan Monas menuju Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta. Diikuti lebih dari 10.000 orang, parade dimulai pukul 10.00 WIB dan berakhir pukul 19.00 WIB.
Para peserta merupakan anggota masyarakat yang mendaftarkan diri untuk ikut serta dalam kegiatan ini dan diikuti ratusan organisasi relawan yang tergabung dalam Sinergi Merah Putih.
Sejumlah artis hadir dalam acara yang bertema Menggelorakan Cinta Bangsa dan Negara ini. Ada sekitar 500 parade pesepeda, 5.000 motor dan 250 mobil. Dalam parade itu terdapat parade penari Nusantara, parade baju daerah, parade berkebaya, dan marching band.
Parade ini mengekspresikan pembatinan nilai-nilai Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika serta kearifan budaya Nusantara. Rasa bangga pada bangsa terlihat pada parade ini. Kesadaran akan ancaman terhadap perpecahan bangsa menjadi salah satu dasar mengapa semangat nasionalisme itu terus ditumbuhkembangkan.
Sisca Rumondor dari Bunda Milenial, mengatakan, tantangan terhadap persatuan dan kesatuan sesama anak bangsa itu sudah harus secara serius dipikirkan sejak dini. Sisca Rumondor yang terlibat dalam parade berkebaya itu melihat arti penting kebaya sebagai ekspresi jati diri anak bangsa. Sisca mengingatkan kita agar tidak meninggalkan kebaya sebagai warisan luhur bangsa ini.
“Untuk itu, saya berharap, masyarakat Indonesia, terutama kaum perempuannya bisa membiasakan diri memakai kebaya dalam kehidupan sehari-hari. Jangan meninggalkan warisan leluhur berupa kebaya. Kebaya adalah budaya bangsa yang tidak boleh tinggalkan. Busana kebaya ini merupakan identitas perempuan Indonesia,” tutur Sisca Rumondor.
Saat ini kita sedang memperjuangkan ke UNESCO agar kebaya diakui sebagau warisan budaya Indonesia. Sisca mengatakan, ini perjuangan yang sangat panjang dan butuh bantuan dari berbagai pihak, agar tidak ada negara lain yang mengklaim bahwa kebaya adalah berasal dari negara mereka.
Tantangan saat ini adalah semakin banyak orang melupakan dan meninggalkan kebaya sebagai warisan budaya bangsa, antara lain, karena lebih memilih busana modern yang lebih modis dan mengikuti perkembangan zaman.
Terkait pewarisan itu, Sisca melihat pentingnya peran orang tua dalam mewariskan budaya kebaya ini kepada anak-anak perempuan mereka atau anak milenial. Ini pekerjaan rumah (PR) bagi seorang ibu yang memiliki anak-anak di rumah.
“Jangan merasa kalah untuk menceritakan kepada mereka tentang budaya Indonesia. Kita jangan merasa lelah dan bosan untuk menyampaikan pentingnya kecintaan pada kebaya kita kepada masyarakat Indonesia,” tutur wanita asal Manado ini.
Anak-anak Indonesia saat ini sangat “modern and digital minded”. Di situ saja sudah terlihat tantangan bagi kita generasi yang lebih tua. Anak-anak kita sudah terbiasa dengan teknologi digital, sementara generasi tua sedang dipaksa untuk belajar digitalisasi ini.
Bila saja komunikasi antara orang tua dan kaum muda ini berlangsung intens dan efektif, maka pewarisan itu dapat berjalan dengan baik.
“Kita harus lebih banyak menyampaikan kekayaan budaya kita kepada anak-anak kita dan masyarakat. Kami di Bunda Milenial terus berusaha untuk menjembatani, dengan pelbagai cara, dalam kegiatan apa saja, kami selalu memakai kain kebaya. Pada dasarnya, anak-anak akan meniru apa yang dipakai orangtua mereka. Seperti yang terjadi dalam saya, akhirnya anak saya tidak malu mengenakan kebaya dalam kehidupan dia.
Ini memang butuh waktu sosialisasi yang panjang dan menjadi tugas kita semua. Keseriusan kita dalam menghadapi kelompk-kelompok identitas yang mau menggeser budaya dengan “identitas yang bukan Indonesia”. Ini menjadi tantangan berat kita. Bagaimana caranya kita mempertahankan budaya kita agar tidak diganti, digeser, atau dilupakan. Pada sepotong kain kebaya, pesona wanita Indonesia semakin terlihat anggun. * (Rika)
#MCN/RZ/RED
More Stories
Kantor Hukum Rahmat Aminudin & Rekan : Ucapkan Selamat Tahun Baru 2025
Musrenbangnas RPJM Tahun 2025-2029, Pj Gubernur Papua Barat: Masih Tinggi Ketergantungan Daerah Pada Pusat
Lantamal I Hadiri Acara Pembukaan Rakornas Pembangunan Daerah Se-Indonesia Tahun 2024