Januari 9, 2025

DR. ERWINSYAH: PETANI MILENIAL, MULAI DARI PASAR DAN BERAKHIR DI PASAR

Spread the love

Loading

Jakarta – MCN.com -Krisis pangan yang sekarang dialami dunia, tidak semata karena perang Rusia vs Ukraina semata. Tetapi faktor perubahan iklim cukup besar berpengaruh. Sementara di dalam negeri terdapat beberapa faktor mempengaruhinya.

Salah satu, diantaranya, urbanisasi yang deras membuat para petani tua di desa tak mengalami regenerasi. Anak-anak petani cenderung mencari pekerjaan baru di kota dan tidak mengikuti jejak hidup orangtua mereka. Ditambah dengan hal lain seperti persoalan harga pupuk dan harga beras, membuat banyak petani meninggalkan sawah.

Krisis tenaga petani disadari pemerintah sehingga memunculkan program petani milenial, yang mendorong anak muda sebagai petani. Sebelum melihat program ini lebih mendalam, Kepala Divisi Pengembangan Riset PT Riset Perkebunan Nusantara, Dr. Erwinsyah, mengatakan, konsepnya adalah bagaimana produk pertanian dan perkebunan kita menjadi sehat dan berkelanjutan (sustainability).

“Kata kuncinya adalah kita harus tetapkan dulu tanahnya, lalu bagaimana kita siapkan tanamannya. Kalau tanahnya sehat, tanamannya sehat,” tutur Erwinsyah di JCC Senayan, Jakarta, Sabtu (2/7/2022).

Faktor lain yang penting adalah fakta bahwa kita hidup di negeri beriklim tropis dengan dua musim. Dampaknya amat besar terhadap pertanian kita. Musim kemarau membuat petani gagal panen, begitu juga ketika musim hujan tiba.

Riset Perkebunan Nasional telah memberi solusi lewat hasil penelitian mereka. Para periset di bidang agronomi menemukan jenis pupuk organik untuk memperbaiki keadaan tanah pertanian yang rusak, maupun pupuk untuk tanaman agar memiliki daya ikat air saat kemarau.

“Di dalam tanah ada semacam konsorsium mikroba, sehingga kita harus menyehatkan tanah lebih dulu dengan mengendalikan unsur-unsur yang terlalu berlebihan. Dengan pupuk yang tepat kita dapat mengembalikan tanah jadi subur,” jelasnya.

Pupuk ibarat makanan untuk daun dan batang. Kalau pupuk yang baik diserap tanaman maka tidak meninggalkan resudu. Riset Perkebunan Nusantara telah menghasilkan jenis-jenis pupuk yang berguna bagi perkebunan dan pertanian.

Namun Erwinsyah menegaskan kembali terkait program petani milenial ini. Kata kuncinya adalah keberlanjutan, yang mencakup tiga hal, yaitu sosial, lingkungan, dan ekonomi. Petani milenial perlu memperhatikan hal ini, bagaimana dalam usaha perkebunan dan pertanian, lingkungan harus dijaga. Tak merusak lingkungan dengan pupuk yang mengandung racun. Sisi sosialnya juga harus meningkat, misalnya karena membuka lapangan kerja untuk banyak orang, dan sisi ekonominya harus meningkat agar bisnis bisa dilanjutkan.

“Intinya, petani milenial harus mulai dari pasar dan berakhir di pasar,” tutur Erwinsyah memberi pendapatnya. * (Rika).

#MCN/RZ-HN/RED