Januari 8, 2025

RUANG DAN PELUANG USAHA JASA KONSTRUKSI DALAM PEMBANGUNAN IBU KOTA NEGARA DAN KAWASAN STRATEGIS NASIONAL DALAM HADIRKAN WAJAH INDONESIA JAYA 2045

Spread the love

Loading

Jakarta – MCN.com -Gabungan Pengusaha Konstruksi Nasional (Gabpeknas) mengadakan diskusi kelompok di Grand Cempaka Hotel, Jakarta, dengan tema: “Ruang dan Peluang Usaha Jasa Konstruksi dalam Pembangunan Ibu Kota Negara dan Kawasan Strategis Nasional baru dalam Hadirkan Wajah Indonesia Jaya 2045”.

Ibu Kota Negara yang baru harus memiliki ciri sebagai ibu kota negara yang ideal, yang memiliki keberagaman budaya, ekonomi, dan menghubungkan antar kota di Indonesia, serta menjadi smart city seperti Jakarta menyambut Indonesia Emas 2045.

Dalam pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Pemerintah Pusat bekerja sama dengan Pemerintah Daerah. Oleh sebab Gabpeknas harus mendatangi Pemerintah Daerah untuk turut berpartisipasi dalam pembangunan IKN baru. Gabpeknas harus masuk ke dalam tim pembangunan jasa konstruksi yang bergandengan tangan dengan Pemerintah Daerah.

Dalam proses pembangunan IKN, maka peluang usaha akan banyak didapat berdasarkan ruang lingkupnya, makro dan mikro. Misalnya, makro melingkupi pengembangan dan sosialisasi kebijakan pemerintahan pusat, penataan ruang, e-katalog, dan lain sebagainya.

Bagaimana dengan nasib Kota Jakarta sendiri nanti setelah tidak menjadi Ibu Kota Negara lagi? Hari Nugroho, Kepala Dinas Bina Marga Prov DKI Jakarta, mengatakan, Jakarta ke depan tidak lagi menjadi Ibu Kota Negara. Tentu saja Jakarta harus punya ikon sendiri, seperti kota-kota yang lain. Sebetulnya Jakarta tetap menjadi kota maju di mana warganya menjadi bahagia.

Terkait dengan keinginan Gabpeknas untuk ikut berdiskusi di dalam membangun Kota Jakarta, Nugroho melihatnya sebagai sesuatu yang positif. “Aturan regulasinya masih mengikuti regulasi yang ada,” kata Nugroho.

“Kalau Jakarta masih pakai metode lelang, itu tidak akan sebagus yang kita harapkan. Maka dengan adanya e-katalog ini menjadikan si pengusaha juga tidak merasa dirugikan, merasa untung juga dan kedua, kita diuntungkan karena kualitasnya bagus,” tambahnya.

Saat ini, sekitar 80 persen dipakai e-katalog. Di katalog itu sudah ada sekitar 9 estalase, baik itu melalui hotmiks, pembelian lampu, dan sebagainya. Ini terus kita kembangkan.

Semakin banyak vendor rekanan berarti semakin kompetitif dan semakin cepat proses. Secara teknis, Bina Marga tetap melakukan pengawasan. * (Rika)

#MCN/RZ-HN/RED