Maret 29, 2024

KETUA UMUM DPP APPBI ALPHONZUS WIDJAJA: KITA HARUS FOKUS PADA DAYA BELI MASYARAKAT

Spread the love

Jakarta – MCN.com -Pemerintah akan terus mendorong bisnis ritel agar tetap tumbuh dalam masa pemulihan ekonomi pascapandemi Covid-19. Hal ini disampaikan Menteri Perdagangan Zulkifly Hasan dalam acara peluncuran Indonesia Retail Summit 2022 yang digelar secara hibrida di Auditorium Kementerian Perdagangan, Jl. M. I. Ridwan Rais No 5 Jakarta Pusat, Kamis (14/7/2022).

Kegiatan ini menjadi salah satu sarana promosi produk-produk dalam negeri, baik makanan, minuman, kerajinan maupun fashion, baik untuk konsumen dalam negeri maupun pasar luar negeri, dengan tujuan agar produk dalam negeri dapat bersaing di pasar global.

Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja mengatakan, saat ini, pada beberapa pusat perbelanjaan, tingkat kunjungan konsumen sudah lebih dari 100 persen. Ini tren yang cukup baik.

“Namun secara umum, pada 2022, saya perkirakan rata-rata kunjungan nasional bisa mencapai 80 persen hingga 90 persen dibandingkan sebelum Covid-9. Saya kira, sekarang ini situasinya lebih baik dibandingkan pada 2020 yang tingkat kunjungannya hanya 50 persen dan 2021 yang rata-rata hanya 60 persen,” tutur Alphonzus usai acara itu.

Namun, Alphonzus melihat yang menjadi masalah saat ini adalah ketidakpastian global dan daya beli masyarakat.

“Masalah kita sekarang adalah akibat ketidakpastian global. Sebelumnya, perhatian global terfokus ke pananganan pandemi Covid-19. Sekarang ini yang terpengaruh adalah daya beli masyarakat akibat ketidakpastian global. BBM naik, listrik dan gas naik terutama untuk kalangan menengah bawah,” jelas Alphonzus.

Dengan kenaikan harga energi, maka biaya produksi juga naik. Harga-harga lainnya juga otomatis naik, meskipun beberapa pelaku usaha berkomitmen semaksimal mungkin tidak menaikkan harga. Tapi kita tidak tahu sampai kapan mereka bisa bertahan karena perang Rusia-Ukraina sampai sekarang belum selesai.

“Kami berharap pemerintah bisa menjaga daya beli ini dengan cara terus menggelontorkan bantuan sosial, BLT, dan sebagainya, demi menjaga daya beli masyarakat. Jangan sampai daya beli masyarakat turun, karena sesungguhnya ekonomi kita sudah mulai bergerak naik. Yang harus dijaga adalah daya beli masyarakat,” tambahnya.

Fokus kita sudah bergeser, dari fokus pada pengendalian pandemi Covid-19 ke dampak ketidakpastian global yang berpengaruh pada daya beli masyarakat.

“Saya kira kuncinya, kita harus mengedepankan pusat perbelanjaan sebagai tempat interaksi manusia. Di sinilah pentingnya pusat-pusat perbelanjaan bisa menjadi dan menyediakan fasilitas bagi masyarakat untuk berkumpul. Ini yang tidak bisa didapatkan di online. Pusat-pusat perbelanjaan harus bisa mereformasi dirinya, bukan sekadar menjadi tempat belanja, tetapi menjadi tempat pertemuan sosial bagi manusia untuk bertemu dan berinteraksi. Tingkat kunjungan masyarakat ke pusat perbelanjaan cukup signifikan. Secara nasional tingkat kunjungan itu di angka 50 persen,” pungkasnya. * (Rika)

#MCN/RZ-HN/RED